Waspadai beban utang MEDC



JAKARTA. Prospek kinerja PT Medco Energi International Tbk (MEDC) diprediksi positif pada tahun ini dari beberapa analis, meski harga komoditas sedang turun. Dorongan ini tidak lepas dari beroperasinya PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

Analis BCA Sekuritas Nyoman W Prabawa mengatakan tahun ini Amman Mineral Nusa Tenggara akan tercatat di portofolio bisnis MEDC tahun ini. Sehingga dapat mengangkat laba perusahaan mencapai 37% menjadi US$ 200 juta dari US$ 146 juta estimasi tahun 2016. ”Ke depannya AMNT bisa memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap MEDC,” kata Nyoman dalam riset (2/3).

Asal tahu saja pemerintah sendiri sudah memperpanjang izin ekspor mineral AMNT sampai 2028 nanti. Dengan kuota ekspor mencapai 675 ribu ton konsentrat. Estimasi Nyoman tahun ini AMNT akan memproduksi 699 ribu ounce emas dan 432 pound tembaga.


Ekspansi yang cukup agresif ini membuat MEDC membukukan hutang senilai US$ 1,9 juta pada akhir tahun 2016. Lantas utang yang cukup besar ini juga berpotensi membebani kinerja perusahaan.

Makanya menurut Nyoman, MEDC akan ramai melakukan aksi korporasi untuk membayar hutang dari akuisisi ini. Rencananya MEDC akan menerbitkan rights issue pada kuartal II dengan hasil sekitar US$ 150 juta untuk memperkuat permodalan.

Selain itu dari sisi AMNT, juga merencanakan untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada semester kedua tahun ini, serta menerbitkan obligasi untuk menyelesaikan persoalan utang ini. Sejalan dengan persiapan memasuki penggalian level ketujuh tambang Bukit Hijau.

Analis Minna Padi Investama Christian Saortua mengatakan dari sisi pendapatan tentunya berimbas positif bagi MEDC. Melihat prospek harga komoditas emas dan tembaga yang sedang mengalami tren kenaikan. ”Pendapatan pastinya positif, tapi harus diperhatikan sisi beban keuangan,” katanya kepada KONTAN, Selasa (14/3).

Christian mengatakan dengan ratio debt equity sekitar tiga kali tentu beban bunga akan berdampak besar. Belum lagi dengan adanya risiko fluktuasi nilai tukar yang juga dapat membebani.

Kalaupun ingin melakukan refinancing probabilitasnya juga terbilang kecil, melihat nominal utang yang cukup besar. Tapi menurutnya penawaran dari bank sindikasi juga sudah paling terjangkau oleh MEDC karena ada unsur nasionalisasi Newmont.

Selain itu melihat harga komoditas minyak global yang sedang tertekan untuk jangka pendek Christian masih merekomendasikan untuk hold saham MEDC pada target harga Rp 2.400 per saham. Sementara Nyoman juga melihat kinerja MEDC tahun ini bisa meningkat sehingga dia merekomendasikan buy di target harga Rp 2.930 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto