Waspadai Lonjakan Inflasi di Ramadan dan Lebaran



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom mewanti-wanti pemerintah untuk mewaspadai lonjakan inflasi pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Ramadan dan Lebaran.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, biasanya menjelang Ramadan, akan ada peningkatan permintaan komoditas pangan, seperti cabai merah dan daging ayam.

Dengan lonjakan harga pangan pada momen tersebut, ia memperkirakan inflasi umum akan mendekati 3,0% year on year (YoY) dalam dua bulan ke depan.


"Kami memperkirakan pengaruh musiman akan mendominasi dua bulan ke depan selama Ramadhan dan Lebaran, yang menyebabkan puncak kenaikan harga pangan di bulan Maret-April," ujar Faiz dalam keterangannya, Jumat (1/3).

Baca Juga: BPS Catat Inflasi Pangan Tembus 8,47% pada Februari 2024

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Februari 2024 naik cukup signifikan, yakni dari 0,04% secara bulanan menjadi 0,37% secara bulanan.

Secara tahunan, tingkat inflasi juga naik menjadi 2,75% YoY dibandingkan dengan 2,57% YoY di bulan Januari 2024. Peningkatan ini disebabkan oleh inflasi harga yang bergejolak, terutama pada kelompok bahan makanan.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat bahwa risiko inflasi dalam jangka pendek masih akan berlanjut.

Menurutnya, kenaikan harga beras sejak Juli 2023 yang disebabkan oleh masalah pasokan telah berkontribusi sebesar 0,67% terhadap inflasi umum tahunan di Februari 2024.

Faktor utama di balik penurunan produksi beras adalah efek El-Nino yang menyebabkan penurunan produksi beras sebesar 1,40% pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 yang menyebabkan kelangkaan di pasar.

"Mengantisipasi tantangan pasokan yang sedang berlangsung, terutama pada paruh pertama tahun 2024, mengingat kenaikan indeks El-Nino yang terus berlanjut, diperparah dengan peningkatan permintaan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri, kami mengantisipasi tekanan inflasi yang meningkat," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (1/3).

Terlepas dari risiko inflasi jangka pendek, Josua memperkirakan inflasi secara keseluruhan pada tahun 2024 akan berada di kisaran 3%, berada dalam kisaran target Bank Indonesia (BI) sebesar 1,5% - 3,5%. 

Baca Juga: BPS Beberkan Komoditas yang Memicu Inflasi di Ramadan

"Ekspektasi ini didasarkan pada antisipasi bahwa inflasi akan mulai menurun pada paruh kedua tahun 2024," katanya.

Mempertimbangkan adanya risiko inflasi yang tinggi pada paruh pertama tahun 2024, Josua memproyeksikan BI akan mempertahankan BI-rate dalam jangka pendek, sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan pada paruh kedua tahun 2024.

Sesuai dengan pernyataan terbaru dari BI, perubahan arah kebijakan moneter akan bergantung pada risiko inflasi yang terkendali baik secara domestik maupun global. 

"Oleh karena itu, kami mempertahankan perkiraan kami untuk BI menurunkan BI-rate sebesar 50bps menjadi 5,50% pada paruh kedua tahun 2024," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi