KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi diperkirakan meningkat tajam tahun ini. Hal ini sejalan dengan adanya kenaikan harga-harga pangan dan juga energi, juga pengaruh ekonomi global. Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah mengatakan, untuk menahan lonjakan inflasi, pemerintah dan juga Bank Indonesia (BI) harus bekerjasama dalam mengeluarkan kebijakan dan juga respons terkait inflasi ini. “Pemerintah jangan sampai menaikkan Pertalite, gas LPG 3 kg dan juga tarif listrik. Karena ini dampaknya akan sangat besar. Bahkan bisa terjadi inflasi yang ‘liar’ dan tidak bisa kita perkirakan,” tutur Piter dalam agenda CORE Quarterly Review 2022: Menghadang Inflasi Menuju Kondisi Pra-Pandemi, Selasa (19/4).
Meskipun, pemerintah harus menanggung beban fiskal jika wacana kenaikan harga tersebut ditiadakan, Piter memperkirakan risiko fiskal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan risiko meledaknya inflasi. Baca Juga: Mendag: Rata-Rata Nasional Harga Bahan Pokok Cenderung Stabil Jelang Lebaran “Karena kenaikan inflasi ini juga bisa merambah kepada masalah politik. Kalau sampai merambat ke politik, misalnya terjadi kegaduhan, maka inflasi akan semakin tidak terkendali,” jelasnya. Senada, Direktur Eksekutif Core, Mohammad Faisal, mengatakan, jika komponen yang disubsidi pemerintah seperti gas LPG 3 kg dan Pertalite naik, maka akan berisiko besar terhadap perekonomian.