Waspadai Motif Persaingan Usaha Menggunakan Hoaks Konflik Gaza



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tragedi kemanusian akibat Konflik geopolitik seringkali dimanfaatkan banyak pihak untuk mengambil keuntungan bisnis dengan menggiring opini untuk membenci atau memboikot produk-produk tertentu melalui narasi-narasi disinformasi di sosial media.

Terbaru ada konflik di Gaza-Palestina yang menimbulkan tragedi kemanusian. Konflik ini telah menarik keprihatinan banyak pihak, termasuk organisasi besar keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah. 

Ketua PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar menegaskan bahwa NU tidak pernah ikut ajakan boikot. Ia bilang, memang seringkali ada ajakan boikot sebuah produk karena dikaitkan dengan politik, namun dilanjutkan dengan ajakan mengkonsumsi produk lain yang dianggap tidak terkait dengan politik tertentu. "Hal ini tidak betul,” tegas dia dalam keterangannya.


Senada, Sekretaris GP Ansor Jatim, Hasan Bisri mengatakan, perang antara Israel dengan Palestina itu tidak ada hubungannya dengan aksi untuk memboikot produk-produk negara yang bertikai.

Menurutnya, kondisi ini adalah urusan peperangan bukan soal boikot. Sehingga yang harus diutamakan adalah bagaimana agar peperangan itu bisa dihentikan agar jangan sampai masyarakat yang dikorbankan.

Baca Juga: Efek Perang Israel-Hamas Berpotensi Mengakibatkan Lonjakan Harga Minyak

Dia pun mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak terprovokasi kepada urusan boikot yang sangat meresahkan masyarakat dan merugikan secara ekonomi. Menurutnya, yang harus diserukan adalah agar Israel menghentikan serangannya ke Palestina.

Untuk mengurangi dampak peperangan lebih meluas lagi dan menyebabkan lebih banyak korban, GP Ansor Jawa Timur menyerukan, pertama agar  Israel melokalisir masalahnya bahwa ini menjadi kepentingan Hamas bukan kepentingan masyarakat Palestina.  

Kedua, jika ada kepentingan lain dalam kubu Israel, itu harus dilokalisir juga masalahnya jangan sampai meluas menjadi masalah dua negara apalagi melibatkan masyarakat. Ketiga, jangan sampai ini menjadi meluas menjadi kepentingan-kepentingan negara lain yang dapat memicu krisis politik, sosial dan kemanusian yang kemudian mempengaruhi negara lain. 

Di tengah konflik-konflik yang terjadi di luar negeri, kerap ada pihak di dalam negeri yang dengan sengaja menyebarkan konten hoaks disinformasi untuk kepentingan, baik untuk urusan politik maupun demi keuntungan bisnis. Tidak heran, produk-produk dan merek yang dianggap berkaitan dengan konflik tersebut akan menjadi sasaran. 

Baca Juga: Jokowi Ajak Arab Saudi Dorong Permasalahan Palestina dan Israel Segera Terselesaikan

Aqua misalnya. Merek air minum ini dianggap mendukung salah satu pihak yang berkonflik, hanya karena identik dengan produk luar negeri. Padahal, sejatinya Aqua lahir, besar dan dipasarkan di Indonesia oleh anak bangsa Indonesia, dan tidak ada kaitan dengan konflik di Timur Tengah

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengimbau kepada semua pihak untuk menyikapi perang Israel-Palestina dengan rasional, arif, serta tidak terprovokasi oleh berbagai informasi provokatif, hoaks, dan menyesatkan yang disampaikan oleh pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan perang ini untuk kepentingan politik tertentu yang berpotensi menimbulkan masalah di dalam negeri.

“PP Muhammadiyah mendesak kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera mengambil langkah-langkah politik dan diplomatik dengan melibatkan pihak-pihak terkait, khususnya Israel-Palestina untuk menghentikan perang, melakukan gencatan senjata, dan melakukan perundingan damai,” ujar pernyataan PP Muhammadiyah dalam keterangan resmi yang diteken Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, baru-baru ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dina Hutauruk