Waspadai tawaran kerja dari rumah



NEW YORK. Bagi orang yang mengandalkan internet dalam kegiatan sehari-hari, pasti tidak asing dengan iklan peluang bisnis nan gampang yang tersebar di dunia maya. Bisnis ini biasanya menawarkan komisi atau pendapatan menarik, hanya dengan bekerja di rumah lewat internet.

Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (AS) mensinyalir, bisnis dunia maya tersebut sarat akan penipuan. Federal Trade Commission (FTC) bekerja sama dengan kejaksaan New York dan Florida meminta salah satu pelaku kegiatan ini, Tax Club ditutup.

Dalam permohonan pada pengadilan Manhattan, FTC menyebutkan, skema telemarketing Tax Club menipu ribuan orang, terutama para orang tua dan penderita cacat yang tidak bisa mencari pekerjaan di luar rumah.


Mereka menarik duit ribuan dollar AS dengan iming-iming investasi di usaha layanan pengembangan bisnis kecil yang tidak pernah ada. "Pelaku berjanji tapi tak pernah dibuktikan, memberi konsultasi pajak, rencana bisnis personal, dan konsultasi kredit bisnis individu, dan semuanya akan disediakan oleh profesional yang terlatih di bidangnya," tulis FTC.

Surat dari Nigeria

Tax Club yang berasal dari Utah berkepansi menjadi 12 perusahaan yang dikendalikan oleh empat orang dari gedung bergengsi, Empire State Building, Manhattan. Usaha ini telah menyerap duit dari para korban sekitar US$ 220 juta.

FTC meminta pengadilan menutup bisnis yang berjalan sejak 2008 tersebut, membekukan aset, dan menunjuk semacam kurator sementara. Judith Archer dan Michael Hartmere, yang ikut mengurus perusahaan ini tidak memberi komentar.

Pemerintah Amerika Utara gencar mengejar pelaku penipuan internet. Agsutus tahun lalu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) menangkap Ragavan Thamby, seorang warga Kanada yang berkonspirasi menipu calon korban telah memenangkan lotere. Untuk mencairkan hadiah tersebut, korban harus mengirim sejumlah uang.

Thamby mendapat duit US$ 3,5 juta dari 600 korbannya sepanjang tahun 2000-2007. Pria berusia 51 ini terancam penjara 30 tahun. Selain peluang bisnis palsu dan lotere, Internet Crime Complaint Center (IC3) mencatat kejahatan internet meliputi lelang produk fiktif, pencurian data kartu kredit dan identitas, layanan pengurangan kredit bank, penipuan investasi, surat dari seorang konglomerat Nigeria dan masih banyak lagi.

Hingga 2011, IC3 mencatat terdapat 300.000 laporan masyarakat AS dengan total nilai penipuan sebesar US$ 485,3 juta.

Editor: Sanny Cicilia