JAKARTA. Daya beli yang mulai terungkit di akhir tahun 2016 bakal lemas lagi. Sejumlah kebijakan pemerintah di awal tahun 2017 dikhawatirkan akan kembali menggerus daya beli masyarakat. Beberapa diantaranya: pencabutan subsidi listrik untuk golongan pelanggan 900 volt ampere (VA) serta kenaikan tarif cukai rokok rata-rata 10,54%. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan tarif listrik akan menekan daya beli masyarakat. Tapi, efeknya ke konsumsi masyarakat secara keseluruhan masih bisa tertutup dengan inflasi rendah. Alhasil, "Daya beli masyarakat masih cukup solid," ujarnya, Senin (2/1). Apalagi, pertengahan Februari 2017, ada Pilkada serentak yang bisa memberikan andil dalam mendongkrak konsumsi. Atas dasar itu, Josua memprediksi, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 akan ada di kisaran 5%-5,1%.
Waspadai tekanan daya beli di awal 2017
JAKARTA. Daya beli yang mulai terungkit di akhir tahun 2016 bakal lemas lagi. Sejumlah kebijakan pemerintah di awal tahun 2017 dikhawatirkan akan kembali menggerus daya beli masyarakat. Beberapa diantaranya: pencabutan subsidi listrik untuk golongan pelanggan 900 volt ampere (VA) serta kenaikan tarif cukai rokok rata-rata 10,54%. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan tarif listrik akan menekan daya beli masyarakat. Tapi, efeknya ke konsumsi masyarakat secara keseluruhan masih bisa tertutup dengan inflasi rendah. Alhasil, "Daya beli masyarakat masih cukup solid," ujarnya, Senin (2/1). Apalagi, pertengahan Februari 2017, ada Pilkada serentak yang bisa memberikan andil dalam mendongkrak konsumsi. Atas dasar itu, Josua memprediksi, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2017 akan ada di kisaran 5%-5,1%.