Waspadalah, harga emas bisa terkoreksi



JAKARTA. Harga emas masih terus menguat. Bahkan, meski indeks dollar Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak positif, harga logam mulia ini tetap kokoh. Namun investor perlu mewaspadai potensi koreksi harga emas setelah reli yang cukup panjang.

Pada Senin (6/2) pukul 19.01 WIB, harga emas menguat 0,57% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 1.227,80 per ons troi. Sedangkan jika dihitung dalam sepekan terakhir, harganya melambung 2,37%.

Agus Chandra, analis Monex Investindo Futures, mengatakan, harga emas menguat karena rilis data ketenagakerjaan AS terbaru. Departemen Tenaga Kerja AS memang mencatat pekerja swasta di luar sektor pertanian di Januari bertambah dari 157.000 menjadi 227.000. Tetapi rata-rata gaji per jam hanya naik 0,1%.


Tingkat pengangguran AS juga naik jadi 4,8%."Hal ini membuat rencana kenaikan suku bunga The Fed di Maret berpotensi tidak terjadi, sehingga penguatan indeks dollar tipis," terang Agus.

Emas juga diuntungkan dengan kebijakan presiden AS Donald Trump yang kontroversial. Belum sebulan menjabat, politikus Partai Republik ini memutuskan menarik diri dari perjanjian Trans Pacific Partnership, memerintahkan pembangunan tembok pembatas dengan Meksiko dan melarang masuk warga dari tujuh negara muslim.

Beleid Trump tersebut membuat pelaku pasar khawatir dengan prospek ekonomi AS ke depan. Tambah lagi, pertikaian AS dan Iran terkait uji balistik menimbulkan kekhawatiran pasar. "Kondisi ini bisa memicu peningkatan permintaan emas sebagai safe haven," imbuh Agus.

Peluang koreksi

Di lain sisi, terjadi peningkatan permintaan emas sebagai perhiasan di India. Pemangkasan bea impor membuat permintaan emas dari negara ini meningkat.

Kenaikan harga emas yang terlalu kuat dikhawatirkan bisa memicu koreksi jangka pendek. Alwi Assegaf, analis Global Kapital Investama Berjangka, memprediksi penguatan harga emas semakin terbatas dan sebentar lagi masuk ke tahap koreksi. "Kalau sudah naik cukup lama biasanya terjadi profit taking yang menyebabkan koreksi harga," papar dia.

Peluang pelemahan harga emas ini juga didukung oleh bursa saham di China dan AS yang menguat tajam. Biasanya perbaikan bursa saham global ini membuat permintaan emas sebagai safe haven turun.

Alwi menganalisa hari ini (7/2) harga emas akan terkoreksi dan bergerak antara US$ 1.218,75-US$ 1.234,35 per ons troi. Sepekan ke depan, harga bergerak antara US$ 1.234,35-US$ 1.210,93 per ons troi.

Sementara Agus masih optimistis harga emas akan menguat hari ini dan bergerak di rentang US$ 1.200-US$ 1.232 per ons troi. Secara teknikal, ia melihat emas bergulir di atas moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. MACD berada di area positif 4,96.

Hanya saja, RSI berada di level 81 dan stochastic level 90 sudah mendekati area overbought. Alhasil, peluang koreksi terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie