Wealth Management bisa beroperasi lagi



JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akhirnya mencabut penghentian sementara (suspensi) penambahan nasabah baru wealth management di 23 bank. Keputusan yang berlaku mulai hari ini (3/6) tak berlaku penuh alias bersyarat. BI hanya mengizinkan kantor cabang bank yang sudah siap.

Menurut hasil penilaian BI, hanya 60% cabang yang bisa mengoperasikan kembali layanan nasabah tajir itu. Sisanya, harus melakukan perbaikan hingga memenuhi standar regulator. Mulai standard operating procedure (SOP), sistem pengawasan, pelayanan hingga ketersediaan agen bersertifikat. "Sebanyak 40% cabang wealth management beroperasi terbatas, "kata Halim Alamsyah, Deputi Gubernur BI, Rabu (1/6).

Difi A. Johansyah, Plt Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas BI memperkirakan, total cabang wealth management 23 bank itu di atas 1.000. Artinya, baru sekitar 600 cabang yang bisa menerima nasabah baru.


Bank yang kantor cabangnya belum siap, berkesempatan memperbaiki diri. BI akan mengevaluasi perkembangannya. Jika memenuhi ketentuan, kantor cabang itu boleh mencari nasabah baru.

BI melarang bank menambah nasabah baru wealth management sejak 2 Mei 2011. Berdasarkan pemeriksaan, BI menemukan empat kelemahan. Yakni, kelemahan standar prosedur, rotasi pegawai, sertifikasi karyawan bank, dan kontrol internal. BI juga menilai,penerapan prinsip know your employee untuk posisi strategis, know your costumer, dan penerapan strategi anti fraud (penyimpangan) yang efektif masih lemah.

Arwin Rasyid, Direktur Utama Bank CIMB Niagamengatakan, berdasarkan hasil evaluasi BI, wealth management CIMB Niaga dapat beroperasi penuh pada 3 Juni ini. Namun, masih ada beberapa hal yang harus dibenahi lagi. "Salah satunya, ide sertifikasi wakil agen penjualan efek dan reksadana (waperd) bagi seluruh karyawan," ujarnya.

Meski layanan ini sempat dihentikan sebulan, CIMB merasa tak rugi. Arwin mengklaim, nasabah prioritas CIMB iaga selalu bertransaksi dalam jumlah besar setiap hari. "Jumlah nasabah prioritas kami 30.000, " terangnya.

Jahja Setiaatmadja, Wakil Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) menyatakan layanan wealth management BCA beroperasi penuh karena sudah memenuhi seluruh permintaan BI. BCA juga melakukan sertifikasi pada sebagian besar karyawan wealth management. "Sisanya dalam proses," kata Jahja.

BCA kini melengkapi layanan wealth management di 130 cabang dengan CCTV. Untuk pengadaan CCTV, BCA menghabiskan dana Rp 3 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie