KONTAN.CO.ID - HONG KONG, WeLab Ltd, perusahaan milik Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing dikabarkan telah mengakuisisi 24% saham di PT Bank Jasa Jakarta. Akuisisi ini langkah WeLab untuk mengembangkan bank digital di Indonesia. Mengutip Bloomberg, Selasa (7/12), WeLab disebut telah mengumpulkan dana sebesar US$ 240 juta atau sekitar Rop 3,46 triliun dari investor
eksisting dan investor baru untuk mendanai akuisisi tersebut. WeLab berencana untuk meluncurkan bank digital Indonesia pada paruh kedua tahun depan. Ini akan menjadi bank digital kedua yang akan dibangun WeLab setelah pada tahun 2019 telah menghadirkan bank digital di Hong Kong.
WeLab memandang bahwa potensi pasar di Indonesia sangat besar dimana sekitar 77% dari 270 juta penduduknya masih dalam kondisi
unbanked dan
underbank. “Ini adalah peluang pasar yang besar dan pada saat yang sama sebenarnya merupakan populasi yang sangat paham teknologi.” kata
Chief Executive Officer Simon Loong, mantan bankir ritel Citigroup Inc. yang mendirikan WeLab pada akhir 2012. WeLab berencana untuk menawarkan layanan spektrum penuh di Indonesia, dimulai dari deposito dan pinjaman dan produk kekayaan potensial. Saat ini perusahaan ini sudah hadir di Indonesia lewat
joint venture dengan PT Astra International yang mendistribusikan mobil dan motor untuk mengoperasikan aplikasi pinjaman
online berlisensi.
Baca Juga: Fintech asal Hong Kong WeLab kumpulkan US$ 240 juta untuk membeli Bank Jasa Jakarta Di pasar perbankan digital Indonesia yang baru lahir, bank dan kelompok perusahaan teknologi sudah berjuang untuk mendapatkan pijakan. Grup perbankan Singapura DBS Group Holdings dan United Overseas Bank Ltd telah meluncurkan bank seluler, sementara raksasa transportasi
online Gojek telah mengambil alih Bank Jago. Loong memiliki aspirasi untuk membangun WeLab menjadi bank digital pan-Asia, menargetkan negara-negara berkembang dengan populasi muda dan paham digital. Perusahaan tertarik di Vietnam, Kamboja, Filipina dan Thailand, kata Loong. WeLab dengan valuasi sekitar US$ 1 miliar tengah mengajukan untuk IPO Hong Kong pada tahun 2018 tetapi itu tertunda. Loong mengatakan perusahaan bisa memulai kembali proses IPO tahun depan.
Investor lain WeLab diantaranya ada Khazanah Nasional Berhad, Allianz dan Sequioa Capital. TOM Group Ltd. “Kami mungkin perlu menyelesaikan M&A terlebih dahulu dan kemudian kami dapat mulai melihat itu tahun depan,” katanya. WeLab mengoperasikan platform kredit konsumen WeLend di Hong Kong dan WeLab Digital di daratan Cina. Bank digitalnya di Hong Kong, yang saat ini memiliki lebih dari 150.000 pelanggan, membukukan kerugian HK$ 226,7 juta ( US$ 25,7 juta) dalam enam bulan pertama tahun ini. Bank juga ingin berpartisipasi dalam hubungan investasi Wealth Connect antara Hong Kong dan China. “Produk kekayaan kami untuk WeLab Bank Hong Kong mungkin akan diluncurkan pada semester pertama tahun depan, dan setelah diluncurkan, maka kami dapat mengajukan permohonan untuk menjadi bagian dari Wealth Connect," pungkas Simon. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .