Well Harvest ekspor 1,1 juta ton alumina



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW AR) dalam kurun waktu satu tahun telah melakukan ekspor 1,1 juta ton alumina ke sejumlah negara. Ekspor ini melengkapi target yang ditentukan PT WHW AR yaitu 1 juta ton per tahun.

“Sejak September 2017 kami telah ekspor 1,1 juta ton alumina. Hasil ini tentu tepat dengan target yang telah kami tentukan yaitu 1 juta ton per tahun dan kami sangat senang akan itu,” ujar Direktur PT WHW AR Stevi Thomas dalam keterangannya, Senin (6/11).

Pria yang akrab disapa Stevi tersebut mengatakan, saat ini ekspor alumina masih ke negara China. “Kami berharap, alumina produksi Indonesia bisa tersebar ke seluruh dunia” kata Stevi.


Stevi mengatakan, sampai saat ini, WHW AR memiliki target produksi smelter grade alumina (SGA) sebanyak 1 juta ton per tahun.

“Untuk mempermudah proses produksi kami membuat sarana penunjang, termasuk di antaranya yaitu pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri (power plant), terminal khusus untuk kepentingan sendiri seperti pelabuhan atau jetty, living quarter untuk para karyawan, dan lain-lain,” kata Stevi yang telah berpengalaman lebih dari 15 tahun di industri pertambangan ini.

PT. WHW AR merupakan perusahaan join venture bentukan Harita Group melalui PT Cita Mineral Investindo Tbk dengan China Hongqiao Group Limited, Winning Investment (HK) Company Limited, Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co. Ltd., PT Cita Mineral Investindo Tbk memiliki 30 % kepemilikan saham. Sisanya dimiliki oleh China Hongqiao Group Limited sebesar 56 %, Winning Investment (HK) Company Ltd sebesar 9 %, dan Shandong Weiqiao Aluminum & Electricity Co.Ltd sebesar 5 %.

WHW AR sendiri memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi SGA pertama dan terbesar di Indonesia serta Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun.

WHW AR memiliki nilai strategis di antaranya yaitu implementasi amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba. Kemudian, transfer teknologi dan penyerapan tenaga kerja lebih dari 2.500, meningkatkan nilai tambah ekonomi sekitar dan adanya potensi peningkatan pendapatan negara.

"Nilai lainnya meningkatkan nilai ekspor dengan asumsi produksi satu juta SGA per tahun, menghemat devisa negara dengan substitusi impor US$ 85 juta per tahun, dan mempercepat pembangunan daerah di luar Jawa," kata Stevi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto