KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan sikap keras Presiden AS Donald Trump terhadap Iran, tarif baru impor logam Uni Eropa, dan permintaan AS untuk belanja pertahanan yang lebih tinggi di Eropa, adalah bagian dari strategi untuk memperkuat Barat.

Mengutip Reuters, Jumat (22/6), Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Eropa dan Eurasia, Wess Mitchell mengatakan, tanpa tindakan semacam itu, kepemimpinan diplomatik dan militer AS akan dikalahkan oleh China, Rusia, dan Iran.

“Mengambil posisi yang kuat pada isu-isu ini mungkin tidak selalu mengarah pada kesepakatan langsung. Tetapi ongkos jangka panjang apabila mengabaikan hal-hal ini jauh lebih besar daripada persatuan politik,” kata Mitchell kepada pejabat Eropa dan NATO, di Brussels.

Para pemimpin Eropa sangat khawatir dengan kebijakan luar negeri Trump dan retorika "America First". Sementara keputusan yang diambil oleh Trump pada 8 Mei lalu untuk menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran merusak kesepakatan yang sangat dijunjung oleh Eropa selama ini.

KTT G7 di Kanada awal bulan ini menegaskan adanya ketegangan antara anggota NATO setelah keputusan Trump mengenakan tarif impor baja dan aluminium dari Uni Eropa dan Kanada, atas dasar keamanan nasional.

Mitchell mengatakan, tarif impor AS pada barang-barang Eropa akan mengakhiri ketidakseimbangan struktural dan praktik perdagangan predator dalam perdagangan AS dan Uni Eropa, yang akan melemahkan Barat jika praktik perdagangan ini terus berlanjut.

Sedangkan, keputusan AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, kata Mitchel, akan membantu menghentikan program rudal Teheran dan membatasi jangkauan regional Garda Revolusi Iran.

Mitchell juga mengulangi pesan utama Trump kepada NATO bahwa sekutu Eropa menghabiskan 2% dari output ekonomi setahun pada pertahanan untuk membangun kembali militer Eropa yang mengalami kemunduran.

Editor: Dupla Kartini