KONTAN.CO.ID - LONDON. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, ada 780 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi di negara-negara di mana virus biasanya tidak ditemukan. Jumlah tersebut kira-kira melonjak tiga kali lipat dari 257 kasus yang dilaporkan seminggu lalu. Melansir
BBC, dikatakan angka yang didapat selama tiga minggu terakhir tersebut, mungkin terlalu rendah dan menilai tingkat risiko global sebagai "sedang".
Infeksi ini biasanya ringan, tetapi ini pertama kalinya menyebar luas di luar Afrika Tengah dan Barat. WHO mengatakan kasus telah diidentifikasi di 27 negara di mana negara tersebut bukan "endemik". Sebagian besar kasus baru ini berada di Eropa dan Amerika Utara serta sejumlah kecil di Meksiko, Argentina, Maroko, dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga: 2 Jenis Virus Monkeypox Terdeteksi di AS, Ini Cici-Ciri Gejala Cacar Monyet Inggris memiliki kasus terbanyak, dengan 207, diikuti oleh Spanyol dengan 156 dan Portugal dengan 138. Dalam pembaruan terbarunya, WHO mengatakan beberapa negara melaporkan bahwa kasus-kasus baru muncul di luar kontak yang diketahui dari kasus-kasus yang dikonfirmasi sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa rantai penularan terlewatkan melalui sirkulasi virus yang tidak terdeteksi. "Sangat mungkin negara lain akan mengidentifikasi kasus dan akan ada penyebaran virus lebih lanjut," tambahnya. Sementara risiko kesehatan manusia saat ini untuk masyarakat umum "tetap rendah". WHO juga bilang, risiko kesehatan masyarakat bisa "menjadi tinggi" jika virus menyebar luas di negara-negara yang biasanya tidak ditemukan. Tidak ada kematian yang dilaporkan akibat wabah saat ini.
Baca Juga: Jumlah Kasus Monkeypox alias Cacar Monyet di Spanyol Naik Menjadi 186 AFP melaporkan, menurut WHO, sebagian besar kasus cacar monyet yang dilaporkan sejauh ini adalah melalui kesehatan seksual atau layanan kesehatan lainnya dan terutama melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. WHO bilang, banyak kasus tidak menunjukkan gambaran klinis klasik untuk cacar monyet. Beberapa telah menggambarkan memiliki pustula muncul sebelum gejala seperti demam, dan memiliki lesi pada berbagai tahap perkembangan. WHO mengatakan tidak ada kematian yang terkait dengan wabah di negara-negara non-endemik. Akan tetapi kasus dan kematian terus dilaporkan dari daerah endemik.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie