WHO: Berbahaya Menganggap Pandemi Covid-19 Hampir Berakhir



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada hari Senin (24/1/2022), akan berbahaya untuk mengasumsikan bahwa Omicron yang sangat mudah menular adalah varian terakhir yang muncul dan dunia sudah mendekati akhir dari pandemi.

Melansir Reuters, Tedros mengatakan tahun ini dunia dimungkinkan untuk keluar dari fase akut pandemi di mana Covid-19 merupakan darurat kesehatan global jika strategi dan alat seperti pengujian dan vaksin digunakan secara komprehensif.

Berbicara pada pembukaan pertemuan Dewan Eksekutif, Tedros mengatakan sejak Omicron pertama kali diidentifikasi lebih dari sembilan minggu yang lalu, lebih dari 80 juta kasus telah dilaporkan ke badan PBB itu. Angka ini lebih banyak daripada yang dilaporkan sepanjang tahun 2020.


"Kondisi ideal untuk lebih banyak varian muncul," tambahnya.

Baca Juga: Kasus Omicron Melonjak, Pemerintah Pastikan Sistem Kesehatan Indonesia Siap

Sementara itu, data WHO menunjukkan, rata-rata sepanjang pekan lalu, 100 kasus Covid-19 terjadi setiap tiga detik, dan seseorang kehilangan nyawa karena virus corona setiap 12 detik.

"Sejauh ini, ledakan kasus belum diimbangi dengan lonjakan kematian, meskipun kematian meningkat di semua wilayah, terutama di Afrika, wilayah dengan akses vaksin paling sedikit," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/1/2022).

Tedros menekankan, secara global, saat ini, dengan penyebaran Omicron yang sangat masif, merupakan kondisi ideal untuk lebih banyak varian baru virus corona muncul.

Baca Juga: WHO: Ini 6 Strategi untuk Akhiri Fase Akut Pandemi Covid-19 di 2022

Untuk mengubah arah pandemi, dia menyebutkan, harus mengubah kondisi yang mendorongnya. Setiap negara berada dalam situasi yang unik, dan harus memetakan jalan keluar dari fase akut pandemi dengan pendekatan yang hati-hati dan bertahap.

"Sulit, dan tidak ada jawaban yang mudah, tetapi WHO terus bekerja secara nasional, regional, dan global untuk memberikan bukti, strategi, alat, dan dukungan teknis dan operasional yang dibutuhkan negara," imbuh Tedros.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie