WHO harap ratusan juta vaksin corona siap di 2020, ini prioritas yang mendapatkannya



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berharap, ratusan juta dosis vaksin virus corona baru dapat produksi hingga akhir tahun ini dan dua miliar dosis lagi sampai akhir tahun depan.

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, WHO sedang menyusun rencana untuk membantu memutuskan, siapa yang harus mendapatkan dosis pertama setelah vaksin mendapat persetujuan.

Yang jelas, prioritas akan diberikan kepada pekerja garis depan seperti petugas medis, mereka yang rentan karena usia atau penyakit lainnya, dan yang bekerja atau tinggal di lingkungan dengan penularan tinggi, semacam penjara dan panti jompo.


Baca Juga: Mengenal dexamethasone, obat dewa yang bisa tingkatkan peluang hidup pasien corona

"Saya berharap, saya optimistis. Tetapi, pengembangan vaksin adalah pekerjaan yang rumit, datang dengan banyak ketidakpastian," kata Swaminatha, Kamis (18/6), seperti dikutip Reuters.

"Hal baiknya adalah, kami memiliki banyak vaksin dan platform, sehingga bahkan jika yang pertama gagal atau yang kedua gagal, kita tidak boleh kehilangan harapan, kita tidak boleh menyerah," ujar dia.

Sekitar 10 vaksin virus corona potensial sekarang sedang menjalani uji coba pada manusia, dengan harapan suntikan untuk mencegah infeksi bisa tersedia dalam beberapa bulan mendatang. 

Baca Juga: Kabar baik, vaksin corona CNBG sukses picu antibodi tanpa reaksi merugikan

Negara-negara sudah mulai membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi pembuat vaksin virus corona untuk memesan dosis, bahkan sebelum penangkal virus tersebut terbukti bekerja.

Swaminathan menggambarkan ambisi untuk ratusan juta dosis tahun ini sebagai optimistis, dan harapan hingga dua miliar dosis dengan tiga vaksin berbeda tahun depan sebagai "kemungkinan besar".

Dia menambahkan, data analisis genetik yang dikumpulkan sejauh ini menunjukkan, virus corona baru belum bermutasi dengan cara apa pun yang akan mengubah tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya.

Editor: S.S. Kurniawan