WHO: Jangan ubah pandemi virus corona jadi politik sepak bola



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan, penting bagi semua negara untuk memiliki "pesan yang konsisten" untuk masyarakat mereka.

Pernyataan WHO itu menyusul pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang bertentangan dengan Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Robert Redfield tentang vaksin virus corona.

Redfield mengatakan, vaksin virus corona baru bisa meluncur secara luas pada pertengahan tahun depan. Tapi, Trump membantahnya dan menyebut pendistribusian 100 juta dosis vaksin akhir tahun ini.


“Adalah penting bahwa kita memiliki pesan yang konsisten dari semua tingkatan, dan ini bukan untuk satu negara atau satu entitas. Pengiriman pesan yang konsisten antara sains dan antarpemerintah," kata Mike Ryan, Kepala Program Kedaruratan WHO, Rabu (17/9), seperti dikutip Reuters.

Ilmu pengetahuan seputar virus corona adalah "hal-hal rumit", dengan data dan bukti baru yang terus berkembang. “Jadi, itu tidak mudah dan tidak mudah bagi semua orang untuk selalu menerima pesan,” ujar dia.

Baca Juga: Begini cara memakai dan merawat masker kain, menurut WHO

“Yang penting adalah, pemerintah, lembaga ilmiah, untuk sementara berhenti berdebat, lalu mengkaji bukti, dan memberikan informasi paling komprehensif yang mudah dipahami dan dicerna sehingga orang dapat mengambil tindakan yang sesuai,” tegas Ryan.

Menurut Ryan, pihak berwenang harus terlibat dengan masyarakat untuk mengatasi kecemasan.

"Memahami kebingungan mereka, memahami keprihatinan mereka, memahami kekhawatiran mereka. Dan, tidak menertawakannya dan tidak mengubahnya menjadi semacam politik sepak bola,” tambahnya.

Maria Van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan, pihaknya merekomendasikan paket tindakan yang komprehensif, termasuk jarak fisik untuk mencegah penyebaran virus.

"Masker adalah bagian darinya," ungkap dia seperti dilansir Reuters.

Selanjutnya: Efek kesehatan jangka panjang Covid-19, WHO: Kami pun belum mengetahuinya

Editor: S.S. Kurniawan