KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pihaknya akan terus berusaha menjadi jawaban tentang asal-usul Covid-19 di tahun ketiganya beredar di dunia sebagai wabah penyakit. Pernyataan tekad itu disampaikan direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada hari Rabu (15/2) sebagai respons atas rumor yang menyatakan bahwa pencarian telah dihentikan. "Kita harus terus mendorong upaya pencarian sampai kita mendapatkan jawabannya," kata Tedros, seperti dikutip
The Straits Times.
Sebuah artikel yang terbit di situs web
Nature pada hari Selasa (14/2) menyebut WHO telah secara diam-diam mengabaikan fase kedua dalam upaya penyelidikan ilmiah tentang asal-usul Covid-19.
Baca Juga: WHO: COVID-19 Masih Menjadi Darurat Kesehatan Global Dalam artikelnya
Nature mengutip perkataan Maria Van Kerkhove, pakar WHO yang memimpin penyelidikan, yang menyebut tidak ada fase kedua dalam proses penyelidikan. Van Kerkhove menyangkal laporan tersebut dan mengatakan ada kesalahan dalam pelaporan sehingga menimbulkan berita yang tidak akurat. "WHO tidak mengabaikan upaya mempelajari asal-usul Covid-19, kami belum dan tidak akan (mengabaikannya)," respons Van Kerkhove.
Tim Peneliti Baru
Pada Januari 2021 WHO mengirim tim ahli ke Wuhan, China, untuk melakukan penyelidikan terkait asal-usul Covid-19. Proyek itu merupakan penyelidikan tahap pertama yang dilakukan WHO. Penelitian tahap pertama itu menghasilkan beberapa poin seperti dugaan penularan dari hewan liar.
Baca Juga: Wabah Virus Marburg Muncul di Guinea Ekuator, Tingkat Kematian Bisa Mencapai 88% WHO sebenarnya telah berencana mengirimkan tim kedua ke Wuhan untuk melakukan penelitian lanjutan. Namun, Van Kerkhove mengatakan WHO mengubah taktik dengan membentuk tim ilmuwan dengan cakupan penelitian yang diperluas. Tim ini disiapkan untuk menyelidiki patogen baru dan mempelajari cara mencegah pandemi di masa depan. Di saat yang sama, mereka juga akan terus menyelidiki asal-usul Covid-19. Tim yang baru dibentuk itu diberi nama Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal Usul Patogen Baru (SAGO). "SAGO dibentuk untuk melakukan penilaian independen terhadap asal-usul Covid-19, di saat yang sama mereka juga bekerja secara lebih luas untuk memahami asal-usul patogen epidemi dan pandemi di masa depan," pungkas Van Kerkhove.