WHO Kembali Minta China untuk Lebih Terbuka Soal Asal-usul Virus Corona



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menegur China agar mau lebih terbuka dalam berbagi informasi mengenai asal-usul virus corona. Varian baru yang terus bermunculan membuat WHO harus bekerja semakin keras.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesu pada Senin (20/12) mendesak China untuk mau bekerjasama dalam melacak sumber virus corona, atau secara ilmiah bernama SARS-CoV-2.

Tedros juga mengakui ada banyak kegagalan selama pandemi Covid-19 karena kurangnya aturan atau kewajiban di bawah Peraturan Kesehatan Internasional WHO yang disusun pada 2005 dan masih diaplikasikan hingga saat ini.


"Kita perlu melanjutkan sampai kita tahu asal-usulnya, kita perlu mendorong lebih keras karena kita harus belajar dari apa yang terjadi saat ini untuk melakukan yang lebih baik di masa depan," ungkap Tedros dalam pengarahan hariannya di Jenewa, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: WHO Bocorkan Cara Agar Pandemi Covid-19 Bisa Hilang di 2022

Dianggap bermuatan politis

Sejak kunjungan tim khusus WHO ke Wuhan pada Januari lalu, China telah secara tegas menolak ada kunjungan serta penelitian tambahan. Bagi China, misi WHO penuh dengan niat politis, bukan keperluan ilmiah.

"Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah," ungkap Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu pada Agustus lalu.

Pada Oktober, Kementerian Luar Negeri China kembali memperingatkan kemungkinan manipulasi politik dalam upaya penyelidikan baru oleh WHO tentang asal-usul virus corona.

Baca Juga: Bentuk tim baru, WHO: Ini mungkin kesempatan terakhir untuk usut asal usul Covid-19

"Kami berharap, semua pihak terkait, termasuk sekretariat WHO dan kelompok penasihat, akan secara efektif menjunjung tinggi sikap ilmiah yang objektif dan bertanggungjawab," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, seperti dikutip Channel News Asia.

Menurut laporan penelitian sementara oleh tim WHO pada Januari lalu, virus dikatakan menyebar dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara. Sementara spekulasi yang menyebutkan virus muncul dari kebocoran laboratorium disebut sangat tidak mungkin terjadi.

Bagi China, hipotesis sementara dari penelitian pada Januari sudah cukup untuk dijadikan acuan dalam penyelidikan lebih lanjut di masa mendatang. Rencana penelitian ulang dinilai memiliki muatan politik yang kuat.