KONTAN.CO.ID - Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, melaporkan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan yang mereka kirim ke Gaza akhir pekan lalu diserang pasukan tank Israel. Melalui akun X resminya, Tedros mengatakan bahwa konvoi bantuan tersebut berhadapan dengan dua unit tank. "Tembakan dilepaskan dari tank di dekat konvoi. Untungnya tidak ada yang terluka," tulis Tedros pada hari Selasa (17/9).
Tedros menjelaskan bahwa konvoi itu dalam perjalanan kembali dari misi ke Gaza utara. Konvoi yang dipimpin WHO itu juga telah mendapat izin dan melintasi pos pemeriksaan. Meskipun begitu, Tedros bersyukur konvoi telah berhasil mencapai Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, untuk mengirimkan pasokan ke ruang gawat darurat.
Baca Juga: Rudal yang Ditembakkan dari Yaman Menyalakan Sirene di Israel Tengah Perbekalan juga telah sampai untuk mendukung fasilitas Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di wilayah utara, termasuk untuk pengobatan penyakit tidak menular. "Pekerja kemanusiaan tak tergoyahkan di Gaza, di tengah bahaya ekstrem dan kondisi yang mengancam jiwa terus memberikan bantuan penting," tulis Tedros. Insiden seperti ini bukan yang kali pertama terjadi. Sekitar satu minggu lalu, konvoi yang membawa petugas untuk program vaksinasi polio di Gaza juga ditahan di bawah todongan senjata di sebuah pos pemeriksaan militer Israel.
Baca Juga: 4 Negara Pendukung Utama Militer Israel, AS Paling Loyal Pasukan Israel juga sempat melepaskan tembakan. Kendaraan yang membawa pasokan vaksin juga sempat ditabrak oleh buldoser milik Israel. "Insiden dan perilaku pasukan Israel di lapangan membahayakan nyawa staf kami. Sangat penting bagi pasukan Israel untuk mengambil tindakan untuk melindungi staf dan aset kemanusiaan guna memfasilitasi pekerjaan mereka," kata juru bicara WHO, Stephane Dujarric, dikutip
Arab News. Hingga tanggal 17 September 2024, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 41.252 orang di Gaza tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Jumlahnya dipastikan akan terus bertambah, mengingat belum ada tanda-tanda perdamaian dari kedua pihak.