WHO: Meski Kasus dan Kematian Turun, Pandemi Masih Jauh dari Selesai



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pandemi masih jauh dari selesai, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bersikeras pada Rabu (9/3), dua tahun setelah ia pertama kali menggunakan istilah itu untuk membangunkan dunia terhadap ancaman yang muncul dari Covid-19.

Tedros pertama kali menggambarkan Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Dua tahun kemudian, virus corona masih berkembang dan kasus Covid-19 melonjak di beberapa bagian dunia.

WHO menyatakan, darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, tingkat alarm tertinggi dalam peraturan lembaga di bawah naungan PBB itu, pada 30 Januari 2020, ketika di luar China terdeteksi kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian yang dilaporkan.


Tetapi, hanya penggunaan kata pandemi enam minggu kemudian yang tampaknya mengguncang banyak negara untuk bertindak.

Baca Juga: Lebih Menular, WHO Sebut Penyebaran Omicron Siluman BA.2 Meningkat

"Dua tahun kemudian, lebih dari 6 juta orang meninggal (akibat Covid-19)," kata Tedros dalam konferensi pers, sementara hampir 444 juta kasus tercatat secara global, seperti dikutip Channel News Asia.

"Meskipun kasus dan kematian yang dilaporkan menurun secara global, dan beberapa negara telah mencabut pembatasan, pandemi masih jauh dari selesai, dan tidak akan berakhir di mana pun sampai semuanya berakhir," tegasnya.

Tedros mencatat lonjakan 46% persen dalam kasus baru Covid-19 pada minggu lalu di wilayah Pasifik Barat, dengan total 3,9 juta infeksi tercatat.

"Virus ini terus berkembang, dan kita terus menghadapi hambatan besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun mereka membutuhkannya," ujar Tedros.

Baca Juga: 5 Negara dengan Kematian Mingguan Tertinggi di Dunia Akibat Covid-19, Ada Indonesia

Editor: S.S. Kurniawan