WHO Minta Pakistan Berlakukan Lockdown



KONTAN.CO.ID - DW. Malaysia mulai membuka kembali hampir seluruh aktivitas perekonomian dan sosial Rabu (10/06), setelah menerapkan kebijakan penguncian yang dikenal dengan istilah Malaysia’s Movement Control Order (MCO) hampir tiga bulan lamanya. Larangan penerbangan maupun perjalanan domestik pun telah dicabut. Aktivitas di terminal integrasi Badar Tasik Selatan di Kuala Lumpur dilaporkan perlahan-lahan mulai kembali normal hari ini.

Pasar tradisional hingga salon juga telah diizinkan kembali beroperasi mulai hari ini. Shirley Chai, pemilik salon di salah satu mal di Kuala Lumpur mengaku gembira dengan dicabutnya kebijakan penguncian di negaranya. Kini ia menerapkan protokol kesehatan ketat di salonnya dan membatasi maksimal satu jam pelayanan kepada para pelanggan.

“Saya tidak bisa tidur semalaman. Sangat gembira karena semuanya telah berubah,” ujar Shirley dilansir kantor berita Associated Press.


Sekolah dan tempat ibadah juga diizinkan dibuka kembali secara bertahap. Para siswa akan diizinkan kembali bersekolah mulai 24 Juni mendatang. Pemerintah Malaysia menargetkan masa transisi ini akan berlangsung hingga akhir Agustus sebelum semua aktivitas sepenuhnya kembali normal.

Sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin memutuskan untuk menerapkan kebijakan penguncian MCO pada 18 Maret sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Thailand juga siap longgarkan pembatasan

Thailand tengah merencanakan untuk mencabut lebih banyak pembatasan terkait Covid-19 di sektor bisnis, setelah dilaporkan tidak adanya transmisi lokal di negeri gajah putih tersebut dalam 16 hari terakhir.

Juru Bicara Pusat Administrasi Situasi COVID-19 Thailand, Taweesin Wisanuyothin, menyampaikan, pihaknya akan menggelar pertemuan untuk membahas rencana tersebut pada Jumat (12/06) pekan ini. Pencabutan pembatasan direncakan mulai berlaku pada 15 Juni mendatang.

Pada fase ini, sekolah, restoran, acara konser, taman hiburan dan tempat bermain, maupun fasilitas olahraga luar ruangan sudah diizinkan kembali dibuka dengan menjalankan protokol kesehatan. Namun, pencabutan pembatasan ini belum berlaku untuk tempat hiburan malam.

Sebelumnya pada bulan Mei, pemerintah Thailand telah melonggarkan kebijakan pembatasan dengan membuka kembali pusat perbelanjaan, taman umum, fasilitas olahraga dalam ruangan, hingga bioskop.

Pakistan diminta kembali berlakukan lockdown

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta Pakistan untuk kembali menerapkan lockdown setelah kasus positif COVID-19 di negara Asie Selatan tersebut meningkat secara signifikan. Sedikitnya ada tambahan 5.000 kasus positif yang dilaporkan di Pakistan dalam 24 jam terakhir, tertinggi di antara negara-negara sekitar.  Hal ini terjadi setelah pemerintah Pakistan mengumumkan pelonggaran lockdown.

Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, menolak dengan tegas kebijakan lockdown karena dinilai semakin menjatuhkan kondisi perekonomian negaranya. Bahkan, Khan meminta empat provinsi di Pakistan yang masih menerapkan kebijakan tersebut untuk segera mencabutnya.

“Hingga hari ini, Pakistan belum memenuhi persyaratan apa pun untuk membuka lockdown,” bunyi surat WHO yang diterima pemerintah Pakistan.

WHO juga menyebut masyarakat Pakistan belum mengadopsi perilaku menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dan menjaga jarak sosial.

Menanggapi permintaan WHO, Zafar Mirza, Juru Bicara Perdana Menteri, mengkalim telah menerapkan protokol kesehatan di fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan, masjid, dan transportasi umum. “Kami harus membuat pihan kebijakan yang berimbang antara hidup dan mata pencaharian,” ujar Mirza, Rabu (10/06).

Hingga berita ini diturunkan, angkas kasus positif Covid-19 di Pakistan telah mencapai lebih dari 113 ribu, dengan sedikitnya 2.225 orang meninggal dunia.

Singapura uji klinis antibodi COVID-19

Singapura dilaporkan akan memulai uji coba serum antibodi COVID-19 pada manusia pekan depan. Uji coba tersebut akan dilakukan pada 23 relawan yang sehat. Antibodi ini diyakini dapat mempercepat proses penyembuhan COVID-19, dan meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan virus corona.

Uji coba fase pertama yang dikembangkan perusahaan bioteknologi Tychan yang berbasis di Singapura, akan dilakukan oleh SingHealth Investigational Medicine Unit dan akan berlangsung selama enam pekan.

Dalam pernyataan resmi perusahaan, uji coba ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas antibodi yang diberi nama TY027 ini, antibodi monoklonal atau protein sistem kekebalan yang secara khusus menarget virus SARS CoV-2.

Jika fase pertama ini sukses, pihak perusahaan akan meminta persetujuan untuk melakukan uji coba fase kedua terhadap pasien positif COVID-19.

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti