WHO: Penurunan kasus sembunyikan peningkatan jumlah wabah varian yang lebih menular



KONTAN.CO.ID - COPENHAGEN. Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO memperingatkan semua negara agar tidak terburu-buru membuka kembali pembatasan, meskipun ada penurunan kasus virus corona baru.

Program vaksinasi Covid-19 massal sedang digenjot di banyak negara di seluruh dunia, termasuk Eropa, dalam perlombaan melawan varian virus corona yang lebih menular.

Tetapi, sementara kasus baru dan kematian akibat virus corona telah turun di beberapa negara, WHO mengatakan, ini bukan waktunya untuk melonggarkan pembatasan.


"Penurunan kasus menyembunyikan peningkatan jumlah wabah dan penyebaran komunitas yang melibatkan varian yang memprihatinkan," kata Direktur WHO Eropa Hans Kluge, Kamis (11/2).

"Pada titik ini, sebagian besar negara Eropa tetap rentan," tambahnya, seperti dikutip Channel News Asia. Dia menunjukkan "garis tipis antara harapan akan vaksin dan rasa aman yang palsu".

Baca Juga: 6 Tempat berisiko tinggi penularan virus corona mengacu WHO

Lebih dari satu juta kasus baru virus corona terdaftar setiap minggu di 53 negara anggota WHO di kawasan Eropa yang mencakup beberapa negara di Asia Tengah.

Tetapi, jumlah kasus baru virus corona yang dilaporkan telah menurun selama empat minggu terakhir, dan kematian akibat Covid-19 juga turun selama dua pekan belakangan.

Sedang kematian di seluruh dunia meningkat menjadi hampir 2,4 juta, dengan Amerika Serikat yang paling terpukul. Adapun Timur Tengah melampaui angka 100.000 kematian pada Kamis (11/2).

Distribusi vaksin sangat bervariasi di seluruh dunia, meskipun secara keseluruhan lebih dari 155,7 juta orang di setidaknya 91 negara sejauh ini telah diinokulasi, menurut penghitungan AFP.

Pakar WHO Alejandro Cravioti menyatakan, pihaknya sedang menunggu data yang lebih spesifik tentang kemanjuran vaksin untuk orang di atas usia 65-an. Tetapi, "tidak akan tepat" untuk menunggu dengan "ribuan orang sekarat".

Selanjutnya: Pakar kesehatan ini beri peringatan: Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi

Editor: S.S. Kurniawan