KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Senin, penyebaran kasus coronavirus di antara orang-orang yang belum pernah ke China bisa menjadi "percikan api yang menjadi api yang lebih besar". Umat manusia tidak boleh biarkan epidemi ini lepas dari kendali. Ada lebih dari 40.000 kasus virus corona yang dikonfirmasi di China, mengakibatkan 909 kematian. Tercatat pula 319 kasus terkonfirmasi di 24 negara lain, termasuk satu kematian, kata ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin. Korban tewas akibat virus corona melonjak 97 orang pada hari Minggu lalu. Ini merupakan angka kematian terbesar dalam sehari, sejak virus terdeteksi di kota Wuhan di China pada Desember tahun lalu.
Kapal pesiar Diamond Princess dengan 3.700 penumpang dan awak di atas kapal tetap dikarantina di pelabuhan Jepang Yokohama. Di dalamnya 65 kasus virus corona terdeteksi, menambahkan jumlah kasus dari kapal milik Carnival Corp menjadi 135. Ketika para ilmuwan berlomba untuk mengembangkan tes dan perawatan, WHO mengatakan kini 168 laboratorium secara global memiliki teknologi yang tepat untuk mendiagnosis virus. Semakin banyak perusahaan yang berjuang untuk menemukan sampel virus klinis untuk memvalidasi tes yang telah mereka kembangkan. Di seluruh daratan China, ketika orang-orang mulai kembali bekerja setelah liburan Tahun Baru Imlek yang diperpanjang, 3.062 infeksi baru dikonfirmasi pada hari Minggu, menurut Komisi Kesehatan Nasional. Wu Fan, wakil dekan sekolah Kedokteran Universitas Shanghai Fudan, mengatakan ada harapan titik balik dalam wabah tersebut. Namun Ghebreyesus mengatakan ada "contoh" penularan dari orang-orang yang belum pernah ke China. "Bisa dari percikan menjadi api yang lebih besar," kata Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa. "Tetapi untuk saat ini itu masih percikan. Tujuan kami tetap membendung," katanya, seraya menambahkan bahwa upaya global terpadu diperlukan untuk memerangi virus ini sebelum lepas dari kendali. Tim ahli pakar internasional WHO datang tiba tiba di China untuk menyelidiki wabah tersebut. Angka kematiannya kini telah melampaui Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), yang menewaskan ratusan orang di seluruh dunia pada 2002/2003. Kota-kota Tiongkok telah menjadi kota hantu virtual setelah pemerintah melakukan isolasi, membatalkan penerbangan, menutup pabrik, dan sekolah. Sepuluh hari tambahan telah ditambahkan ke liburan Tahun Baru Imlek yang dijadwalkan selesai pada akhir Januari. Senin, kemarin, banyak tempat kerja tetap ditutup karena orang-orang bekerja dari rumah. Sedikit penumpang yang berani melewati jam sibuk pagi hari di salah satu jalur kereta bawah tanah tersibuk di Beijing. Semua memakai masker. Seorang pejabat pemerintah Beijing, Zhang Gewho, mengatakan akan lebih sulit untuk menghentikan penyebaran virus ketika orang-orang kembali bekerja. "Kapasitas masyarakat dan arus orang akan sangat meningkat dan menimbulkan kesulitan," katanya. Hubei, provinsi berpenduduk 60 juta orang yang paling parah dilanda wabah itu, tetap berada dalam isolasi, stasiun kereta api dan bandara ditutup dan jalan ditutup. Bank sentral China telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung ekonomi, termasuk mengurangi suku bunga dan membanjiri pasar dengan likuiditas, dan sekarang juga akan menyediakan dana khusus bagi bank untuk dipinjamkan ke bisnis. Presiden Xi Jinping mengatakan pemerintah akan mencegah PHK besar-besaran, lapor televisi pemerintah Cina. Xi muncul di layar televisi memeriksa mengenakan masker saat suhu tubuhnya diperiksa. Dia mengatakan Cina akan berusaha untuk memenuhi target ekonomi dan sosial untuk tahun ini. Seorang ekonom senior mengatakan pertumbuhan mungkin melambat hingga 5% atau kurang pada kuartal pertama.
- Waspada, Rupiah Ikut Tertekan Sentimen Virus Corona
- IHSG Terpapar Sentimen Negatif Virus Corona
- Ini update terbaru kegiatan WNI dari Wuhan yang jalani karantina di Natuna