WHO: Remdesivir dan hydroxychloroquine tidak memiliki efek dalam pengobatan Covid-19



KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir, dan interferon memiliki sedikit atau tidak ada efek dalam pengobatan Covid-19.

"Hanya dalam enam bulan, uji coba kontrol acak terbesar di dunia pada terapi Covid-19 telah menghasilkan bukti konklusif tentang keefektifan obat yang digunakan kembali untuk pengobatan Covid-19," kata WHO dalam pernyataan Jumat (16/10) di situs resminya.

“Hasil sementara dari Solidarity Therapeutics Trial, yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, menunjukkan, rejimen remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir, dan interferon memiliki sedikit atau tidak ada efek pada kematian 28 hari atau pengobatan Covid-19 di rumah sakit di antara pasien yang dirawat di rumahsakit," ungkap WHO.


Penelitian tersebut, yang dilakukan di lebih dari 30 negara, mengamati efek dari terapi pengobatan itu pada mortalitas secara keseluruhan, inisiasi ventilasi, dan durasi tinggal di rumahsakit pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumahsakit.

Baca Juga: Uji coba terbaru: Obat Remdesivir percepat kesembuhan pasien Covid-19 hingga 5 hari

Menurut WHO, hasil uji coba Solidarity Therapeutics Trial tersebut sedang ditinjau untuk publikasi di jurnal medis, tapi telah diunggah sebagai pracetak di medRxiv.

Penggunaan obat lain, misalnya, dalam pengobatan pasien Covid-19 di masyarakat atau untuk pencegahan, harus diperiksa dengan menggunakan uji coba yang berbeda.

WHO menyebutkan, kemajuan yang dicapai oleh Solidarity Therapeutics Trial menunjukkan, uji coba internasional yang besar dimungkinkan, bahkan selama pandemi. Ini untuk menjawab pertanyaan kritis kesehatan masyarakat tentang terapi dengan cepat dan andal.

Solidarity Therapeutics Trial siap untuk mengevaluasi dengan cepat pilihan pengobatan baru yang menjanjikan, dengan hampir 500 rumahsakit dibuka sebagai lokasi percobaan.

Obat antivirus imunomodulator dan antibodi monoklonal anti-SARS COV-2 yang lebih baru sekarang sedang dipertimbangkan untuk evaluasi.

Selanjutnya: Perusahaan farmasi dalam negeri berbondong-bondong menjual obat Covid-19

Editor: S.S. Kurniawan