KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan para dokter di rumah sakit tidak menggunakan remdesivir sebagai obat dalam perawatan pasien Covid-19. Rekomendasi itu berlaku bagi seluruh pasien virus corona, terlepas dari seberapa parah sakit mereka. Sebab, WHO tak menemukan bukti penggunaan remdesivir dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan ventilator. "Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa remdesivir meningkatkan hasil yang penting bagi pasien, seperti penurunan mortalitas, kebutuhan ventilasi mekanis, waktu untuk perbaikan klinis, dan lain-lain," kata pedoman WHO dilansir Reuters, Jumat (20/11/2020). Rekomendasi WHO tersebut merupakan sebuah kemunduran bagi remdesivir yang sempat menarik perhatian sebagai pengobatan efektif untuk Covid-19 setelah klaim hasil pengujian yang menjanjikan. Pada Oktober 2020, produsen remdesivir, Gilead Sciences, memangkas perkiraan pendapatan 2020 dengan alasan permintaan lebih rendah dan kesulitan dalam memprediksi penjualan obat yang juga dikenal dengan Veklury itu.
WHO sarankan dokter untuk tidak gunakan Remdesivir dalam penggobatan pasien Covid-19
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan para dokter di rumah sakit tidak menggunakan remdesivir sebagai obat dalam perawatan pasien Covid-19. Rekomendasi itu berlaku bagi seluruh pasien virus corona, terlepas dari seberapa parah sakit mereka. Sebab, WHO tak menemukan bukti penggunaan remdesivir dapat meningkatkan peluang kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan ventilator. "Tak ada bukti yang menunjukkan bahwa remdesivir meningkatkan hasil yang penting bagi pasien, seperti penurunan mortalitas, kebutuhan ventilasi mekanis, waktu untuk perbaikan klinis, dan lain-lain," kata pedoman WHO dilansir Reuters, Jumat (20/11/2020). Rekomendasi WHO tersebut merupakan sebuah kemunduran bagi remdesivir yang sempat menarik perhatian sebagai pengobatan efektif untuk Covid-19 setelah klaim hasil pengujian yang menjanjikan. Pada Oktober 2020, produsen remdesivir, Gilead Sciences, memangkas perkiraan pendapatan 2020 dengan alasan permintaan lebih rendah dan kesulitan dalam memprediksi penjualan obat yang juga dikenal dengan Veklury itu.