JENEWA. Status virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) mulai terang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan saat ini virus yang menyerang sistem pernapasan itu tidak dalam status darurat global. WHO juga tidak akan mengeluarkan larangan berkunjung ke negara yang tertular virus MERS-CoV, seperti dikutip New York Times, Rabu (17/7). Ini adalah kesimpulan dari pertemuan kedua Komite Darurat WHO untuk penanggulangan MERS-CoV, pada Rabu lalu. Meski tidak berstatus darurat, WHO menegaskan bahwa kasus MERS-CoV perlu mendapatkan perhatian serius.
WHO mencatat, sejak April 2012 hingga awal Juli 2013, MERS-CoV telah menyerang 80 orang di pelbagai negara, terutama Timur Tengah dan sebagian Eropa. Dari jumlah itu, 45 orang (56%) tewas. Kasus meninggal terbanyak di Arab Saudi, yakni 38 orang. Negara Timur Tengah yang terserang MERS adalah Arab Saudi, Yordania, Qatar dan Uni Emirat Arab. Di Eropa, MERS menyerang Prancis, Jerman, Inggris dan Italia. Virus ini juga masuk ke Tunisia (Afrika Utara). Pertemuan Komite Darurat WHO untuk MERS pada Rabu lalu digelar melalui teleconference. Negara yang terlibat dalam teleconference itu adalah Prancis, Jerman, Italia, Yordania, Arab Saudi, Qatar, Tunisia, dan Inggris. Pada pertemuan itu, Arab Saudi melaporkan telah melakukan tes terhadap 1.460 sampel darah. Dari jumlah tersebut, hanya ditemukan dua kasus MERS ringan. Hampir semua kasus MERS-CoV di Arab Saudi dan negara lainnya, penderita (wisatawan) teridentifikasi virus itu setelah berkunjung ke negara yang terserang MERS. Kemudian virus ini juga menyerang anggota keluarga wisatawan dan petugas rumah sakit yang merawat penderita.