Widodo Makmur Unggas (WMUU) genjot kapasitas produksi usai IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai melangsungkan penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO), PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) mengeksekusi agenda ekspansi usahanya. Salah satu fokus emiten peternakan terintegrasi ini adalah meningkatkan kapasitas produksi.

Direktur Utama Widodo Makmur Unggas Ali Mas’adi mengatakan, Widodo Makmur Unggas berencana memenuhi fasilitas produksi, merampungkan pabrik pakan ternak yang ada di Ngawi pada kuartal IV-2021, dan peningkatan volume ayam broiler.

Beberapa fasilitas yang dibangun antara lain Breeding PS Farm Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, fasilitas layer commercial farm di Klaten, fasilitas hatchery di Sukabumi, fasilitas broiler commercial farm di Wonogiri, fasilitas slaughterhouse di Cianjur, dan fasilitas feedmill di Ngawi.


Penambahan kapasitas yang dikejar memang cukup besar. Dari penambahan kapasitas rumah potong atau slaughterhouse saja misalnya, WMU mengincar kenaikan hingga total kapasitas pemotongan WMU mencapai 25.500 ekor per jam. Sebagai perbandingan, kapasitas pemotongan slaughterhouse WMUU saat ini telah mencapai 13.500 ekor per jam.

Baca Juga: Widodo Makmur Unggas (WMUU) menyiapkan belanja modal Rp 1,5 triliun

Selain itu, emiten ini juga akan mengungkit kapasitas produksi ayam broiler sebanyak 6,4 juta broiler melalui dua tahap. Sebelumnya WMUU membidik volume kapasitas ayam broiler mencapai 7,7 juta, namun diturunkan menjadi 6,4 juta broiler. Kendati demikian, Perseroan tetap bisa memenuhinya dengan membeli live bird dari luar.

Sedangkan untuk fasilitas feedmill di Ngawi akan berdiri di atas tanah seluas 134.000 meter persegi dan ditargetkan bisa beroperasi di akhir semester kedua 2021. Alasan dan pertimbangan pembangunan fasilitas ini guna meningkatkan kapasitas produksi peternakan ayam yang terintegrasi untuk mendukung usaha WMUU.

Guna melancarkan rencana ekspansinya tersebut, Widodo Makmur Unggas bakal mengalokasikan dana investasi sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Jumlah belanja modal tersebut turun dari alokasi awal sebesar Rp 1,9 triliun. Walaupun turun dari angka sebelumnya, namun manajemen WMUU optimistis untuk tetap mencapai kinerja yang positif pada tahun ini.

Salah satu sumber belanja modal tersebut diperoleh dari IPO. Perusahaan peternakan ayam ini telah menawarkan sebanyak 1,94 miliar saham dengan harga Rp 180 per saham. Dus, dari aksi ini Widodo Makmur Unggas meraup dana segar sebesar Rp 349,41 miliar.

Ali melanjutkan, IPO bukan satu-satunya aksi korporasi yang dilakukan oleh Widodo Makmur Unggas. Emiten ini juga berencana menerbitkan obligasi korporasi pada kuartal III 20201 atau kuartal IV 2021.

“Untuk rencana obligasi kami rencanakan pada akhir tahun, masalah nilainya berapa akan dihitung lagi nanti,” ungkapnya belum lama ini.

Adapun sumber pendanaan lainnya akan diperoleh dari refinancing dari rumah potong yang berlokasi di Wonogiri serta dari internal perusahaan.

Baca Juga: 30 Perusahaan masuk pipeline BEI, simak strategi memilih saham IPO

Komisaris Utama Widodo Makmur Unggas Tumiyana menambahkan, sejauh ini WMUU tidak merevisi target pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun 2021, walaupun target belanja modal diturunkan Rp 400 miliar menjadi Rp 1,5 triliun dari target semula Rp 1,9 triliun.

Sebab, yang diturunkan adalah volume kapasitas ayam broiler dari 7,7 juta broiler menjadi 6,4 juta broiler dan WMUU tetap bisa memenuhinya dengan membeli live bird dari luar. “Capex on progress, pendapatan masih dalam posisi tidak akan dikoreksi,” kata Tumiyana.

Pada posisi tersebut, menurut Tumiyana, rasio keuangan perusahaan masih sangat bagus. Sampai akhir tahun 2021, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) diperkirakan di angka 1,9 kali-2 kali. Jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri (gearing ratio) antara 0,9 kali sampai 0,95 kali.

"Jadi kaidah keuangan itu masih kita penuhi dengan asumsi capex Rp 1,5 triliun. Nanti di tahun 2022 seiring dengan peningkatan kapasitas maka total capex spending masih bisa landing lagi,” jelas dia.

Tumiyana mengatakan, WMUU pun fokus pada lini bisnis downstream melalui ayam karkas. Saat ini harga karkas relatif stabil dengan rerata Rp 31.200 per kilo gram, dengan demikian hal tersebut juga bisa menambah pendapatan perusahaan.

Adapun target pendapatan WMUU di tahun 2021 sebesar Rp 4,3 triliun atau tumbuh ketimbang proyeksi pendapatan pada tahun lalu senilai Rp 1,1 triliun. Ia juga menambahkan, saat ini fasilitas pabrik WMUU dari breeding farm, commercial, hatcery, slaughterhouse sudah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas avian influenza (AI), sehingga untuk persyaratan ekspor sudah terpenuhi dan bisa segera merealisasikannya.

Manajemen Widodo Makmur Unggar bakal merealisasikan rencana ekspor ke negara tetangga terlebih dahulu yang akan dimulai pada kuartal III atau kuartal akhir tahun ini.

Selanjutnya: Akhirnya go publik, Widodo Makmur Unggas (WMUU) tergolong saham syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana