KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten peternakan unggas terintegrasi PT Widodo Makmur Unggas Tbk (
WMUU) berharap kinerja pada semester II akan menunjukkan perbaikan. Dalam paparan publik yang berlangsung hybrid, Direktur Utama WMUU Ali Mas'adi menuturkan bahwa kondisi perekonomian sempat menyebabkan ketidakseimbangan permintaan dan suplai. Hal ini pula yang menyebabkan fluktuasi harga poultry dan pakannya. "Imbas dari ketidakseimbangan tersebut cukup besar sebab ada importasi GPS (
grand parent stock) sekitar 660.000 pada 2023 dan hal tersebut masih terasa di kuartal I 2024," jelasnya, Kamis (27/6).
Dia melanjutkan, importasi tersebut terjadi penurunan sebesar 100.000 di kuartal I 2024. Dengan melihat hal itu, Perseroan memproyeksi pada semester II dan tahun 2025 akan menjadi waktu potensial yang perlu dijaga momentumnya.
Baca Juga: Widodo Makmur Perkasa (WMPP) Susun Strategi Pemulihan Bisnis Ali Mas'adi juga memaparkan bahwa pihaknya telah bermitra dengan Global Food Partner sejak 2023 untuk mengembangkan ayam
cage-free (ayam tanpa dikurung). Tahun lalu, pihaknya memiliki 5.000 kuota untuk mengisi produksi tersebut, tahun ini WMUU juga memiliki 5.000 kuota. Perseroan juga memproyeksi ada perbaikan perekonomian makro di semester II. Hal ini yang memupuk optimisme WMUU. Direktur WMUU Wahyu Andi Susilo menambahkan, pihaknya optimistis harga ayam juga akan meningkat ke depannya. "Kami proyeksi sampai dengan Desember 2024 harga ayam akan cenderung naik. Tak hanya itu, kami melihat peluang juga melalui Pemerintah yang fokus di sektor pangan dan pemberdayaan masyarakat, melalui bantuan pangan yang digulirkan ke masyarakat. Melihat peluang ini, kami masih terus akan fokus pada pemotongan ayam," urainya. Wahyu melanjutkan, pihaknya bersama mitra juga terus mengupayakan peningkatan produksi per kapita ayam, sebab menurutnya produksi di Indonesia masih rendah. Di sisi lain, kesempatan ekspor juga masih sangat tinggi. "Secara jumlah penduduk juga pasar Indonesia masih menjadi peluang untuk mendorong penjualan kami. Setidaknya pada 2024 sampai 2025 kami masih optimistis bisa meningkatkan revenue Perseroan," imbuhnya.
Asal tahu saja, pada kuartal I 2024, WMUU mencetak rugi bersih mencapai Rp37 miliar. Berdasarkan laporan keuangan WMUU yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/5/2024), WMUU masih mencatatkan tren penurunan pendapatan.
Pada kuartal I 2024, pendapatan perseroan tercatat Rp54,8 miliar, lebih rendah dibandingkan kuartal I 2023 sebesar Rp124 miliar dan kuartal sebelumnya Rp62 miliar. Kerugian usaha WMUU juga membengkak dari Rp11 miliar menjadi Rp23 miliar. Dengan begitu, rugi bersih perseroan naik dari Rp26 miliar menjadi Rp37 miliar. Sementara posisi kas dan aset keuangan lancar WMUU mencapai Rp25 miliar, lebih rendah secara YoY dibandingkan kuartal I-2023 yang sebesar Rp27 miliar. Sementara utang berbunga WMUU relatif stabil di kisaran Rp1,15 triliun. "Untuk capex sendiri, kami
hold sementara baik yang sudah setengah jalan maupun yang berada dalam pipe line. Kami maksimalkan aset untuk diutilisasi," paparnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .