KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) berhasil mempertahankan kinerja positifnya di tengah tekanan pandemi dan kelebihan pasokan ayam hidup (livebird) sepanjang tahun 2020. Seperti diketahui, selama dua tahun terakhir sejak akhir kuartal IV-2018 dan berlanjut sampai tahun 2020 telah terjadi kelebihan pasokan ayam hidup. Bahkan, sudah dua tahun terakhir semenjak awal tahun 2019, harga jual ayam hidup di tingkat peternak selalu di bawah Harga Pokok Produksi (HPP). Kondisi ini membuat peternak terpukul sehingga permintaan ayam hidup menurun drastis ditambah lagi dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat ruang gerak aktivitas perekonomian terbatas. Adapun Widodo Makmur Unggas memproyeksikan pendapatan pada tahun lalu mencapai Rp 1,1 triliun atau meningkat dari capaian tahun sebelumnya Rp 576,72 miliar.
Direktur Utama Widodo Makmur Unggas Ali Mas'adi mengatakan perusahaan berinvestasi dalam fasilitas dan teknologi yang signifikan dengan memanfaatkan keterkaitan bisnis yang ada, dan memaksimalkan potensi sinergi. Baca Juga: Widodo Makmur Unggas (WMUU) genjot kapasitas produksi usai IPO Disertai penelitian dan pengembangan khusus pada produk yang ada dengan tujuan meningkatkan kualitas dan efisiensi proses di downstream. Fokus perseroan pada penguatan lini bisnis hilir termasuk pemotongan dan pengolahan daging terbukti meningkatkan profitabilitas. "Dengan rencana ekspansi dalam beberapa tahun ke depan, perseroan bertujuan untuk mengakomodasi potensi pertumbuhan permintaan daging ayam," jelas Ali dalam siaran pers, Senin (8/2). Saat ini, WMUU memiliki beberapa pabrik untuk mendukung usahanya. Perusahaan ini memiliki pabrik pakan ternak berlokasi di Balaraja yang berkapasitas produksi 6 ton per jam atau 36.000 ton per tahun. Selanjutnya, perseroan memiliki dua breeding farm Grand Parent Stock (GPS). Yang pertama berlokasi di Beji Ngawen, Gunungkidul, Yogyakarta. Saat ini kapasitasnya mencapai 32.000 ayam umur sehari atau Day Old Chicks (DOC) GPS. Kapasitas maksimum fasilitas ini bisa mencapai 64.000 DOC GPS. Sebagai gambaran 1 GPS setara 40 PS. Fasilitas kedua berlokasi di Bantargadung, Sukabumi, Jawa Barat. Pada April 2020, fasilitas breeding farm GPS telah digunakan sebagai fasilitas PS. Fasilitas ini berkapasitas 40.000 DOC PS. 1 GPS setara 40 PS. Kemudian, Parent Stock breeding farm di Tonggor, Gunungkidul, Yogyakarta berkapasitas 220.000 DOC PS. 1 PS setara 130 FS. Untuk hatchery berlokasi di Kwangen, Gunungkidul, Yogyakarta. Kapasitas fasilitas ini mampu mencapai 2 juta telur per bulan. Sementara kapasitas maksimum bisa mencapai 4 juta telur per bulan. Baca Juga: Manajemen Widodo Makmur Pasang Mode Ekspansi, Saham (WMUU) Ikut Melejit