Wijaya Karya Beton (WTON) proyeksikan kontrak baru melebihi target yang ditetapkan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON, anggota indeks Kompas100 ini, ) proyeksikan target kontrak bisa lebih tinggi 10% dibandingkan target kontrak yang telah dipatok perusahaan tahun ini sebesar Rp 9,07 triliun. Adapun hal tersebut lantaran perusahaan bakal mendapatkan kontrak dari luar negeri.

Yushadi, Manajer Investor Relation PT Wijaya Karya Beton Tbk menyebutkan bahwa untuk kontrak yang didapatkan dari Filipina merupakan kontrak di luar target perusahaan tahun ini.

Oleh sebab itu, ia menilai dari tahap awal kontrak yang didapat tersebut dapat meningkatkan kembali kontrak baru perusahaan. "5%-10%," ujarnya saat dihubungi kontan.co.id, Jumat (15/3).


Ia pun berujar bahwa kontrak tersebut didapat dari hasil kolaborasi dua BUMN dengan satu anak BUMN. "BUMN itu INKA dan Pindad, serta WTON ikut mensuplai untuk bantalan," tambahnya.

Adapun kontrak tersebut untuk pekerjaan rel dan untuk tahap pertama sendiri disebutnya sepanjang 150 kilometer (km). Walaupun begitu, ia menuturkan saat ini masih dalam tahapan negosiasi sehingga nilai pasti dari kontrak tersebut belum pasti pula. Hanya saja, ia mengungkapkan proyeksinya dari kontrak tersebut sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 400 miliar.

Walaupun begitu, Yushadi mengatakan nilai tersebut bisa meningkat kembali lantaran kebutuhan rel di sana mencapai 400 km. Sedangkan untuk tahap pertama pengerjaan 150 km, paling cepat akan dimulai pada semester II tahun ini.

Bermisi untuk mengembangkan market di Asia Tenggara, selain Filipina, WTON juga mengincar kontrak di Singapura. Hanya saja, pihaknya belum ingin mengumumkan terkait proyek yang dikerjakan begitupun nilai kontraknya.

"Singapura masih ada peluang digeser oleh pesaing, makanya kalau kami bilang sudah dapat dan tiba-tiba pesaing lain masuk dan menawarkan harga yang lebih murah, itu yang kami khawatirkan. Jadi belum bisa ungkap nama proyek dan lokasinya. Yang bisa kami ungkapkan kami akan kirimkan box gilder," jelasnya.

Untuk alokasi dana untuk proyek di Singapura sendiri, ia menuturkan pihaknya tidak mengalokasikan anggaran. Hal tersebut lantaran sistem perusahaan yang mana mengandalkan uang muka saat melakukan penandatanganan kontrak.

Selain Filipina dan Singapura, Yushadi mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini telah menerima pernyataan ketertarikan pihak Bangladesh untuk menggunakan jasa WTON menggarap proyek di sana. "Sudah dikatakan oleh mereka bahwa mereka tertarik untuk menggunakan jasa kami," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .