Wijaya Karya dapat lampu hijau garap PLTA Cisokan



JAKARTA. Akhir pekan lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) meneken kontrak pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Upper Cisokan Pumped Storage Power Plant Project.

Penandatanganan ini sekaligus menjadi lampu hijau bagi PT Wijaya Karya Tbk, untuk segera menggarap proyek tersebut. Wijaya Karya menargetkan peletakan batu pertama atau groundberaking pada pertengahan Desember 2015.

"Mudah-mudahan lahan sudah diserahterimakan PLN kepada kami," harap Suradi Wongso Suwarno, Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada KONTAN Selasa (13/10).


Asal tahu saja, dalam proyek itu, Wijaya Karya hanya bertindak sebagai kontraktor saja. Proses pembebasan lahan menjadi domain PLN.

Dalam proyek PLTA Upper Cisokan, Wijaya Karya bukan kontraktor tunggal. Perusahaan berkode WIKA di Bursa Efek Indonesia itu berkongsi dengan dua kontraktor lain.

Keduanya adalah Daelim Industrial Co. dari Korea Selatan dan Astaldi SpA dari Italia. Ketiga kontraktor membikin PLTA Upper Cisokan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kapasitas terpasang PLTA itu 1.040 megawatt (MW) dengan menggunakan sistem pumped storage.

Target penyelesaian pembangunan pada Februari 2021. Berdasarkan catatan KONTAN, PLTA Upper Cisokan dibangun di atas lahan 400 hektare (ha). Itu merupakan bagian dari proyek listrik 10.000 MW tahap II. PLTA Upper Cisokan akan menghasilkan listrik 4 x 260 MW.

Bagian Wijaya Karya dalam proyek PLTA Upper Cisokan adalah mengerjakan bendungan. Suradi membeberkan, pembangunan bendungan akan terbagi dalam dua paket.

Paket pertama yakni Paket 1 LOT 1A, terdiri dari pembangunan upper dan lower dam alias bendungan atas dan bawah. Waktu pengerjaan paket ini 1.350 hari atau tiga tahun, sembilan bulan pasca groundbreaking. Proyek ini bernilai Rp 1,459 triliun.

Perincian upper dan lower dam dari LOT 1A yakni, bagian upper dam akan memiliki luas daerah genangan 80 ha dengan catchment area atawa jangkaun area di atasnya seluas 10,5 kilo meter persegi (km²).

Lantas, total volume tampungan air sebanyak 14 juta meter kubik (m³). Kalau luas daerah genangan untuk bagian lower dam, Suradi bilang, seluas 260 ha. Sementara luas catchment area di atasnya yakni 355 km². Lalu total volume tampungan air sebanyak 63 juta m³.

Paket kedua yakni Paket 1 Lot 1B, yang terdiri dari pembangunan waterways, powerhouse, switch yard dan building works. Pembangunan paket kedua akan memakan waktu 1.500 hari atau empat tahun, dua bulan. Proyek ini bernilai Rp 1,957 triliun.

Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2015, catatan dana lancar Wijaya Karya di bawah total kebutuhan dana untuk pembangunan paket pertama dan kedua. Pada periode itu, kas dan setara kas mereka Rp 1,70 triliun.

Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, kinerja penjualan Wijaya Karya juga turun 18,29%. Penjualan bersih semester I-2015 mereka Rp 4,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie