Wijaya Karya Gedung (WEGE) menargetkan pendapatan proyek modular Rp 190 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mulai fokus menggarap modular. Setelah mendukung Halal Park Gelora Bung Karno (GBK) 2019, kini modular WEGE telah eksis di area Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang dikenal dengan nama Small, Micro & Medium Business Incubator with Learning and Experience Center (SMMILE) Center. 

Manajer Divisi Modular WEGE Wahyu Alibasya Wisnu mengatakan, proyek modular SMMILE ini terdiri dari 44 unit dengan nilai kontrak Rp 5,5 miliar. Dengan begitu, sejak awal tahun hingga September 2019 modular telah menyumbang sekitar Rp 170 miliar pada pendapatan WEGE. "Modular adalah kekuatan baru di WEGE," ujar Wisnu saat media visit di area Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Kamis (5/12). 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) resmi garap megaproyek Rp 3,9 triliun di Senegal


Bahkan, WEGE menargetkan hingga akhir tahun ini pengerjaan modular ini bisa menyumbang sekitar Rp 190 miliar terhadap raihan kontrak baru. Jumlah tersebut diproyeksikan akan bertambah pada tahun 2020, setidaknya mencapai 20%-25% dari total pendapatan. Sebagai gambaran, pada kuartal III-2019 perusahaan mengantongi pendapatan Rp 3,37 triliun. 

Wisnu mengatakan target tersebut didorong oleh sinergi bisnis holding PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Rasa optimistis perusahaan juga didorong oleh penandatanganan proyek hotel dengan Grage Group. Rencananya mereka akan mengembangkan hotel modular lima lantai di Bengkulu dengan total 100 unit kamar. Adapun, nilai kontrak proyek ini sebesar Rp 50 miliar. Diharapkan proyek tersebut bisa mulai digarap pada awal 2020 dan akan memakan waktu pengerjaan sekitar 5-6 bulan. 

Proyek modular lainnya yang tengah dibidik oleh WEGE adalah pengerjaan Vila di Pulau Merah senilai Rp 15 miliar dan Refinery Development Masterplan Program (RDMP) berupa asrama pekerja milik PT Pertamina. Adapun proyek Pertamina diproyeksikan membutuhkan 1.700-2.000 modul. Sedangkan proyek luar negeri, WEGE bersinergi dengan induk usahanya yaitu WIKA untuk pengerjaan proyek sekitar 5.000 rumah di Senegal. 

Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) proyeksikan porsi recurring income capai 25% dalam empat tahun

Dalam kesempatan yang sama, Wisnu juga mengatakan keuntungan lain dari proyek modular ini. WEGE mengklaim modular bisa mendukung efisiensi perusahaan mulai dari waktu pengerjaan hingga anggaran beban.

Menurut Wisnu, pengerjaan modular ini bisa mengurangi waktu pengerjaan konstruksi sekitar 30%-40%. "Dari siklus proyek dari perencanaan sampai berjalan, bisa menekan anggaran 20%," jelas Wisnu.

Asal tahu saja, teknologi modular ini merupakan salah satu metode konstruksi yang pelaksanaan semua pekerjaan dilakukan di luar site proyek (off-site construction).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati