KONTAN.CO.ID - LOMBOK. PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) telah mengantongi sejumlah proyek prestisius yang masuk ke dalam
pipeline. Salah satu yang sudah digenggam adalah pengerjaan Bandara Doho di Kediri milik PT Gudang Garam Tbk (
GGRM) Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menyebut, di Bandara Kediri, WIKA menggarap proyek
runway dan
taxyway dengan nilai proyek kurang lebih Rp 1,5 triliun. Proyek ini sudah mulai dikerjakan dan ditargetkan rampung pada medio 2023. Kedua, WIKA ditugasi oleh pemerintah untuk merevitalisasi Bandara Halim Perdana Kusuma yang diharapkan bisa dikerjakan tepat waktu untuk kepentingan KTT G20.
WIKA juga masih mengerjakan sejumlah proyek jalan tol seperti Serang-Panimbang sesi 2. Budi mengatakan, pembangunan Jalan Tol Serang–Panimbang seksi 2 Rangkasbitung–Cileles akan dimulai bersamaan dengan pembangunan Seksi 3 Cileles–Panimbang pada awal 2022. Badan usaha milik Negara (BUMN) ini juga masih menggarap sejumlah proyek bendungan. Budi berharap, proyek Ibukota Negara (IKN) di Kalimantan Timur terus bergulir sehingga WIKA bisa berpartisipasi lebih dalam proyek tersebut. “(Untuk IKN) belum ada diskusi lebih, itu domain (ranah) nya pemerintah. Kami menunggu saja,” terang Budi saat mengunjungi
booth Wijaya Karya di Sirkuit Internasional Mandalika, Jumat (21/11).
Baca Juga: Utang Berkurang, Wijaya Karya (WIKA) Lebih Ringan Asal tahu, anak usaha WIKA, yakni PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA) turut ambil andil dalam mengembangkan sirkuit bertaraf internasional tersebut. WEGE menggarap proyek
modular pit building Sirkuit Internasional Mandalika ditambah dengan pekerjaan pendukung lainnya dengan nilai kontrak hampir Rp 200 miliar.
Pit building ini dibangun WEGE hanya selama 21 hari dengan menggunakan sistem
modular. Teknologi ini memungkinkan pengerjaan proyek menjadi lebih cepat dan efisien. Ke depan Budi mengatakan, WIKA terus berinovasi agar teknologi
modular bisa dipakai dan ditingkatkan ke pemanfaatan yang lain.
Cukup banyak proyek yang bisa dibangun dengan menggunakan
modular. Selain Rumah sakit (RS)
paddock sirkuit, proyek seperti rusun juga memungkinkan untuk dibangun menggunakan
modular. “Mungkin nanti di IKN kami berinovasi supaya bisa dikembangkan lebih baik lagi,” kata Budi. WIKA menargetkan kontrak tahun ini mencapai Rp 35 triliun. Adapun per Oktober, emiten pelat merah ini sudah menggenggam kontrak sekitar Rp 17 triliun. Budi optimistis, target kontrak ini bisa dicapai WIKA dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.“Saya tidak bisa menyebutkan satu per satu karena masih dalam proses,” pungkas dia. Yang jelas, proyek WIKA didominasi oleh pemerintah dan BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .