KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) masih mengkaji aset yang akan ditawarkan ke Lembaga Pengelola Investasi (LPI). Sebagai informasi, pemerintah mendirikan LPI atau Sovereign Wealth Fund (SWF) guna memudahkan BUMN karya mendapatkan pendanaan yang bersifat ekuitas dan meringankan likuiditas keuangan. BUMN bidang infrastruktur tengah menginventarisasi daftar proyek-proyek strategis yang bisa ditawarkan kepada LPI. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menuturkan, lantaran proyek yang akan ditawarkan masih dijaki, WIKA juga belum menentukan secara pasti berapa target pendanaan dari SWF.
"Kalau aset-aset yang akan ditawarkan ke SWF kami sendiri sedang mengkaji. Kami juga belum menentukan secara pasti berapa target pendanaan dari SWF sendiri," tuturnya kepada Kontan.co.id, Jumat (12/3). Baca Juga: Neraca Wijaya Karya (WIKA) kian sehat berkat divestasi dan refinancing Namun, Mahendra bilang, pembentukan SWF menjadi peluang bagi WIKA untuk bisa lebih banyak mengerjakan proyek-proyek lagi. WIKA berharap, dengan adanya SWF, WIKA akan banyak terlibat dalam pendanaan proyek-proyek besar di masa mendatang. Hingga Februari 2021, WIKA sudah mengantongi kontrak baru senilai Rp 2,67 triliun. Kinerja ini dapat dikatakan lebih baik bila menilik kinerja WIKA di 2020, pada periode kuartal I 2020 WIKA hanya mengantongi kontrak baru Rp 2,48 triliun.