KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mendapatkan dua kontrak baru pada Desember 2024 yang termasuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito (BW) mengatakan, WIKA tengah mengerjakan 75 proyek konstruksi di seluruh Indonesia per Desember 2024. “Sebanyak 42 proyek merupakan proyek strategis nasional (PSN) dan 8 proyek di Ibu Kota Negara (IKN),” kata dia dalam keterangan resmi, Rabu (22/1).
Beberapa PSN yang berhasil diraih WIKA di bulan Desember 2024 adalah proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket VI senilai Rp 544 miliar dan Pekerjaan Lanjutan Bendungan Jragung senilai Rp 187 miliar. Proyek Pembangunan Bendungan Tiga Dihaji Paket VI merupakan bagian integral dari proyek besar untuk mengelola sumber daya air, mengurangi risiko banjir, serta mendukung pasokan air baku dan irigasi Kabupaten OKU Selatan. Baca Juga: Wijaya Karya Gedung (WEGE) Incar Nilai Kontrak Rp 3,58 Triliun di Tahun 2025 Bendungan itu dirancang untuk mengendalikan banjir di DAS Selabung dan DAS Komering, menyediakan air baku untuk 13 kecamatan, serta mengatur debit Sungai Komering untuk irigasi pertanian. “Selain itu, bendungan ini juga dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menghasilkan 2x20 megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik lokal, dan mengurangi ketergantungan pada sumber listrik dari luar daerah,” ungkapnya. WIKA berkomitmen untuk menerapkan prinsip ESG (Environment, Social, Governance) dalam setiap tahap pengerjaan proyek tersebut. Langkah-langkah ramah lingkungan yang dilakukan antara lain penggunaan motor listrik, penerangan solar cell, penghijauan area yang terdampak, serta pengelolaan limbah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat. “Melalui upaya ini, WIKA mendukung pembangunan berkelanjutan melalui infrastruktur berkelanjutan dan berbasis teknologi ramah lingkungan,” katanya. Hingga Desember 2024, WIKA sendiri berhasil membukukan kontrak baru Rp 20,66 triliun. Raihan ini meningkat dari raihan kontrak baru per November 2024 yang sebesar Rp 19,96 triliun. Mayoritas kontrak baru tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung yang mencapai 42%. Lalu, sektor industri penunjang konstruksi berkontribusi 32%, EPCC (Engineering, Procurement, Construction, and Commissioning) sebesar 20%, dan Properti sebesar 6%. Agung menjelaskan, seluruh proyek yang diraih WIKA memiliki skema pembayaran bulanan dengan uang muka, sehingga memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara mandiri serta fokus pada pengelolaan kas yang lebih efisien.
WIKA Chart by TradingView