KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merilis obligasi dan sukuk mudharabah senilai Rp 2,5 triliun. Dana tersebut utamanya digunakan untuk membayar utang jangka pendek senilai Rp 1,5 triliun dan sisanya digunakan sebagai modal kerja. "Tujuan diterbitkannya penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap III adalah untuk dept reprofiling dan sebagian lagi untuk modal kerja usaha berbasis proyek," ungkap Mahendra Vijaya, Sekretaris Perusahaan WIKA kepada Kontan.co.id, Rabu (5/10). Dari hasil dana obligasi akan digunakan sebesar Rp 1,5 triliun untuk pembayaran utang jangka pendek. Setelah dikurangi utang jangka pendek akan digunakan untuk modal kerja berupa COGS yang mencakup bahan baku, tenaga kerja subkontraktor, peralatan dan juga biaya administrasi pada proyek-proyek infrastruktur yang akan dikerjakan perseroan.
Seluruh dana dari sukuk setelah dikurangi emisi, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja proyek infrastruktur dan gedung yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
Baca Juga: Proyek Bendungan Manikin Rp 1,9 Triliun Ditargetkan Rampung Awal 2024 Mahendra bilang, WIKA masih menyasar beberapa proyek seperti infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN), beberapa proyek EPCC, serta gedung-gedung pemerintah seperti rumah sakit, universitas, rumah dinas dan sebagainya. Seperti diketahui, dari proyek IKN, WIKA sudah mengantongi dua kontrak baru dengan total nilai sekitar Rp 1,1 triliun. Bersumber dari proyek konstruksi jalan tol Kariangau - Simpang Tempadung dan proyek hunian modular untuk pekerja. Selain itu, ada sejumlah tender yang sedang diikuti oleh WIKA pada lelang yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Langkah ekspansi tersebut menjadi optimisme WIKA dapat mencapai target kontrak baru senilai Rp 39 triliun di tahun ini. Meskipun realisasi hingga Agustus masih berada di angka Rp 18 triliun, atau setara 46,15% dari target. Mahendra menuturkan, target perolehan tahun ini optimistis bakal meningkat dibandingkan tahun lalu, sehingga bisa menambah total order book perseroan sebagai bekal produksi di tahun depan. "Selain tetap menyasar proyek-proyek baru di tahun 2023 mendatang," sebutnya. Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai langkah WIKA merilis obligasi dan sukuk tersebut sebagai upaya untuk memperkuat neraca keuangan WIKA. Seperti diketahui bahwa dari total rilis obligasi dan sukuk senilai Rp 2,5 triliun itu digunakan untuk membayar utang jangka pendek sebesar Rp 1,5 triliun. "Sementara untuk kinerja WIKA secara umum memang masih cenderung lesu," kata Jono kepada kontan.co.id, kemarin. Hal itu pula yang menahan optimisme Jono terhadap WIKA bisa mencapai target-target perusahaan di tahun ini. Penilaian kinerja baru dapat terlihat jelas saat laporan kuartal III-2022 dipublikasikan. "Namun, WIKA memiliki prospek bagus ke depannya dengan segera dimulainya pembangunan proyek infrastruktur di IKN yang akan menjadi angin segar bagi kontraktor BUMN seperti WIKA," tambahnya. Sementara, dari sisi pergerakan saham, Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mencermati saham WIKA berpotensi mengalami rebound. Secara teknikal, tekanan jual pada saham WIKA telah membawa harga menguji lagi daerah support di level Rp 900 per saham. Di sepanjang 2022 ini secara weekly chart harga penutupan WIKA masih mampu bertahan di atas Rp 900 per saham. "Artinya masih ada peluang untuk harga kembali rebound dengan proyeksi terdekat ke Rp 1.100 per saham yang diperkirakan baru dicapai di kuartal I-2023, selama tidak turun ke bawah Rp 900 per saham," kata Ivan.
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) Rilis Obligasi dan Sukuk Rp 2,5 Triliun, Penawaran Mulai Hari Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat