KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) untuk tahun anggaran (TA) 2025 sebesar Rp 2 triliun. Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengatakan, dana PMN akan digunakan untuk mengerjakan delapan PSN. Yaitu, Tol Serang - Panimban Seksi 2 dengan alokasi PMN Rp 600 miliar, Jalan KIPP Kawasan Hankam IKN Rp 100 miliar, Jaringan Interkoneksi IPA Sepaku IKN Rp 100 miliar, Jalan Tol Semarang - Demak 1B Rp 250 miliar, dan Proyek Terminal II Bandara Hang Nadim Rp 300 miliar.
Lalu, LPG Refrigerated Tuban Phase II Rp 300 miliar, Dermaga Gospier di Integrated Terminal Surabaya Rp 150 miliar, dan Jetty I Baru di Integrated Terminal Manggis Rp 200 miliar. Kata Agung, tambahan PMN TA 2025 akan membantu WIKA menurunkan rasio debt to EBITDA bisa di bawah batas target, yaitu 5x, di tahun 2038.
Baca Juga: Raup Rp 8,86 Triliun, Begini Rincian Kontrak Baru Wijaya Karya (WIKA) “Tambahan PMN akan mempercepat proses penyehatan keuangan WIKA dan memperlancar penyelesaian proyek-proyek yang sedang dikerjakan,” ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI, Senin (8/7). Selain pengajuan tambahan PMN, WIKA juga melakukan delapan
stream penyehatan keuangan. Yaitu, restrukturisasi keuangan, perbaikan tata kelola dan manajemen risiko, percepatan penagihan piutang bermasalah, serta
asset recycling. Kemudian, perbaikan portofolio
orderbook, penurunan
operating expenses, penurunan saldo pinjaman talangan supplier, serta penguatan struktur permodalan. Asal tahu saja, WIKA meraih kontrak baru senilai Rp8,86 Triliun hingga Mei 2024. Mayoritas perolehan kontrak tersebut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, industri, realty properti dan EPCC. Sebagian besar proyek yang berhasil diraih oleh WIKA berasal dari Pemerintah dan BUMN, dengan skema pembayaran berdasarkan progres bulanan. Dengan penambahan kontrak baru ini, total nilai kontrak yang dipegang oleh WIKA kini mencapai Rp 52,31 triliun. Sebesar 97% dari total kontrak ini memiliki pola pembayaran berdasarkan progres bulanan, sesuai dengan strategi penyehatan yang diterapkan perusahaan.
Alhasil, implementasi ini telah menghasilkan arus kas dari aktivitas operasional sebesar Rp 7,66 Triliun hingga Mei 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari