WIKA Beton cetak cuan infrastruktur



JAKARTA. Optimisme di industri konstruksi dan infrastruktur menyebar ke industri pendukung seperti produsen beton cetak seperti PT Wijaya Karya Beton Tbk alias WIKA Beton.

Perusahaan ini berharap bisnis mereka terdongkrak derasnya belanja infrastruktur pemerintah yang mayoritas digarap oleh perusahaan pelat merah termasuk induk usaha WIKA Beton, yakni PT Wijaya Karya Tbk.

Agar bisa memenuhi pesanan dari proyek infrastruktur, perusahaan ini mulai berbenah. Manajemen perusahaan berkode saham WTON di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini telah mengalokasikan duit belanja modal sekitar Rp 350 miliar tahun ini.


Secara nominal anggaran belanja modal ini memang lebih kecil jika dibandingkan dengan 2015 yang mencapai Rp 528 miliar. Pun nilai belanja modal lebih kecil sekitar 33,7% dibandingkan dengan tahun lalu.

Corporate Secretary PT Wijaya Karya Beton Tbk Puji Haryadi, Selasa (5/1) optimistis bisa mendongkrak kinerja 2016. Tahun ini manajemen WTON menargetkan kontrak anyak sebesar Rp 4 triliun atau meningkat 14,29% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai Rp 3,5 triliun.

"Target penjualan kami tidak jauh dari angka kontrak baru," ujar kepada KONTAN, Selasa (5/1). Sebagai catatan tahun lalu pencapaian kontrak baru ini juga di atas target awal manajemen WTON.

Sebab semula mereka cuma menargetkan kontrak sebesar Rp 3,2 triliun di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi 2015. Dari rangkaian target kontrak baru dan penjualan, manajemen WTON berharap tahun ini laba bersih juga meningkat.

Mereka memproyeksi laba bersih 2016 bisa tumbuh 15% dari pencapaian 2015. Adapun proyeksi pencapaian laba bersih 2015 sekitar Rp 170 miliar. Angka ini didapat dari perkiraan penjualan sepanjang 2015 yang mencapai Rp 2,6 triliun.

Dengan asumsi ini, maka tahun ini manajemen WTON berharap laba bersih 2016 bisa di kisaran Rp 195,5 miliar. Tiga strategi Untuk mendukung target kinerja tahun 2016, WIKA Beton akan menggelar tiga strategi.

Pertama, menggunakan belanja modal untuk merevitalisasi sejumlah pabrik beton. Tujuan perusahaan tersebut yakni meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai 2,3 juta ton per tahun.

Kedua, mengincar proyek-proyek di sektor infrastruktur. WIKA Beton yakin tahun ini bakal ada lebih banyak proyek infrastruktur. "Di tahun 2016 ini memang banyak proyek-proyek besar yang akan digarap perusahaan BUMN konstruksi untuk merealisasikan program percepatan pertumbuhan infrastruktur di Indonesia," terang Puji.

Sebagai perbandingan, sepanjang 2015 lalu WIKA Beton, justru tak banyak menggarap proyek pemerintah. Manajemen perusahaan ini mengaku, klien swasta mendominasi garapan proyeknya.

Ketiga, menerapkan strategi membangun mobile plant alias pabrik bergerak. Tahun ini, mereka akan merealisasikan satu unit mobile plant pada tahun ini. Keuntungan dari mobile plant adalah biaya investasi tak besar karena tak membutuhkan lahan luas.

Selain itu, WIKA Beton bisa mendekati lokasi proyek klien bisnis. Sebelumnya Fery Hendriyanto, Direktur Operasional WTON menyebut biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun satu unit mobile plant sekitar Rp 50 miliar–Rp 100 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie