KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT WIKA Beton Tbk (WTON) memastikan pencapaian kontrak baru perusahaan tidak akan terganggu atas teguran Komite Keselamatan Kontruksi (KKK) terhadap induknya yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Tahun ini, WTON menargetkan kontrak anyar sebesar Rp 7,56 triliun. Sebagian besar dari target tersebut dibidik dari proyek eksternal. Sementara dari grup WIKA diharapkan hanya berkontribusi sekitar 25%-30% dari total proyek. Adapun pada tahun 2017, kontrak baru dari internal menyumbang porsi 28%. Hadian Pramudita, Direktur Utama WTON mengatakan, teguran Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) terhadap perusahaan konstruksi yang mengalami kecelakaan konstruksi termasuk WIKA tidak akan berpengaruh pada pencapaian kontrak baru perusahaan . "Sebenarnya teguran yang diberikan justru dampaknya positif ke kami karena kontraktor akan semkain memperhatikan keselamatan. Sementara dari sisi internal kami, kami juga sudah siap dengan SOP dalam menjalankan pekerjaan," katanya di Jakarta, Senin (19/3).
WIKA Beton hanya bidik 30% kontrak baru dari WIKA Group
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT WIKA Beton Tbk (WTON) memastikan pencapaian kontrak baru perusahaan tidak akan terganggu atas teguran Komite Keselamatan Kontruksi (KKK) terhadap induknya yaitu PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Tahun ini, WTON menargetkan kontrak anyar sebesar Rp 7,56 triliun. Sebagian besar dari target tersebut dibidik dari proyek eksternal. Sementara dari grup WIKA diharapkan hanya berkontribusi sekitar 25%-30% dari total proyek. Adapun pada tahun 2017, kontrak baru dari internal menyumbang porsi 28%. Hadian Pramudita, Direktur Utama WTON mengatakan, teguran Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) terhadap perusahaan konstruksi yang mengalami kecelakaan konstruksi termasuk WIKA tidak akan berpengaruh pada pencapaian kontrak baru perusahaan . "Sebenarnya teguran yang diberikan justru dampaknya positif ke kami karena kontraktor akan semkain memperhatikan keselamatan. Sementara dari sisi internal kami, kami juga sudah siap dengan SOP dalam menjalankan pekerjaan," katanya di Jakarta, Senin (19/3).