Wika Beton jajal jasa pemasangan tiang pancang



JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk atau Wika Beton ingin memperkuat bisnis jasa. Agar mendapat efek gulir lebih besar, perusahaan tersebut mensinergikan bisnis jasa dengan bisnis utama, yakni produksi beton.

Proyek jasa terbaru Wika Beton adalah jasa pemasangan tiang pancang proyek pembangunan pengaman pantai Jakarta tahap II paket 2 ruas Kalibaru-Cilincing sepanjang 2,2 kilometer (km). Anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk tersebut mendapat kontrak jasa senilai Rp 188 miliar.

Dalam kontrak bisnis untuk ruas Kalibaru-Cilincing, Wika Beton memproduksi beton cetak tiang pancang sekaligus memasangnya. "Pemasangan ini terbatas pada produk-produk kami," terang Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk Puji Haryadi di sela-sela kunjungan lapangan di Cilincing, Jakarta Timur, Selasa (4/10).


Wika Beton berharap, proyek lain segera menyusul. Perusahaan ikut membidik proyek strategis, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), jalan tol dan penyedia bantalan rel kereta api. Selain itu juga termasuk proyek light rail transit (LRT) di sekitar Jabodetabek.

Aneka proyek jasa tadi bakal melengkapi portofolio Wika Beton. Perusahaan tersebut tercatat sudah mengantongi beberapa proyek di Riau. Sebut saja pembangunan pabrik PT Wilmar Nabati Indonesia di Dumai, jembatan sungai Dumai dan fasilitas pendukung bandar udara (bandara) Sultan Syarif Kasim III di Pekanbaru.

Selain Riau, Wika Beton mengantongi pekerjaan proyek kereta tanpa kemudi atau automated people mover system (APMS) di Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, PLTU Bengkayang di Kalimantan Barat dan pembangunan Shangri-La Hotel di Bali. Ada pula proyek cold storage di Jawa Timur dan pembangunan PLTU di Batang, Jawa Tengah.

Sejauh ini, produksi beton cetak tiang pancang berkontribusi sekitar 15% terhadap total produk beton Wika Beton. Perusahaan yang tercatat dengan kode saham WTON di Bursa Efek Indonesia itu juga membikin segmental box girder (SBG) dan bantalan rel.

Wika Beton memiliki empat alat pemasangan tiang pancang bersistem inner bor yang diimpor dari Jepang. Perseroan mengklaim, sistem kerja tersebut membikin alat lebih rendah kebisingan, rendah getaran dan tanpa polusi. "Kami berinvestasi sebesar Rp 40 miliar untuk satu set alat ini," ungkap Puji.

Target kinerja

Secara keseluruhan, tahun ini Wika Beton mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 425 miliar. Sebanyak Rp 300 miliar di antaranya untuk membangun pabrik di Subang, Jawa Barat. Wika Beton menargetkan izin prinsip pabrik Subang kelar akhir Oktober. Selanjutnya target konstruksi pembangunan mulai akhir tahun 2016.

Hingga awal Oktober ini, Wika Beton sudah membelanjakan Rp 150 miliar capex. "Tapi capex tahun ini akan tetap habis, karena sudah diplot untuk pembayaran lainnya," terang Entus Asnawi, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk.

Wika Beton sudah memiliki 10 pabrik. Sementara dalam menjalankan bisnis,  juga melibatkan tiga anak perusahaan yaitu, PT Wijaya Karya Komponen Beton, PT Wijaya Karya Krakatau Beton dan PT Citra Lautan Teduh.

Pada kuartal IV 2016, Wika Beton optimistis mampu menggenapi perolehan target kontrak baru senilai Rp 4,3 triliun. Sedangkan target pertumbuhan kinerja sepanjang tahun ini antara 10%-15%. "Sampai saat ini belum ada statement dari pihak manajemen untuk melakukan revisi target," tandas Puji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini