KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk atawa WIKA Beton memastikan teguran Komite Keselamatan Kontruksi (KKK) terhadap induknya, yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tak akan mengganggu capaian kontrak baru 2018. Mereka menargetkan kontrak anyar sebesar Rp 7,56 triliun sepanjang tahun ini. Dari sisi pemberi kerja, mayoritas target kontrak baru tahun berasal dari perusahaan eksternal. Sementara target konrak dari Grup Wijaya Karya sekitar 25%–30%. Sebagai perbandingan, porsi pekerjaan dari Grup Wijaya Karya tahun lalu sebesar 28%. WIKA Beton memandang, teguran KKK justru akan berdampak positif bagi kontraktor. "Sementara dari sisi internal kami, kami juga sudah siap dengan SOP dalam menjalankan pekerjaan," kata Hadian Pramudita, Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton Tbk, Senin (19/3).
Adapun dua contoh proyek yang kena semprit KKK karena mengalami kecelakaan adalah LRT Velodrome-Kelapa Gading dan Jalan Tol Lingkar Luar Bogor atau
Bogor Outer Ring Road (BORR). Karena hanya bereperan sebagai pemasok beton, WIKA Beton menyatakan tak terkait dengan kecelakan tersebut. Mereka juga mengaku tidak menanggung dampak keuangan atas moratorium yang sempat terjadi. Lagipula KKK tak berwenang memberikan sanksi kepada perusahaan konstruksi. Menurut pemahaman WIKA Beton, institusi yang bisa memberikan sanksi adalah komite seperti Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam sektor transportasi. Paling tidak, hal itulah yang WIKA Beton pahami. "Itu hasil pembicaraan kami dengan Direktorat Binamarga Kementerian PUPR dan saat ini belum ada lembaga seperti itu untuk sektor konstruksi sehingga belum ada sanksi," jelas Yushadi, Investor Relations PT Wijaya Karya Beton Tbk dalam kesempatan yang sama. Selain pemberi kerja, WIKA Beton mengklasifikasikan kontrak baru dari jenis proyek. Mereka memperkirakan 55% proyek berasal dari sektor infrastruktur seperti jalan, jalan tol, pembangkit listrik, jalan dan jaringan distribusi PLN ke pedesaaan. Sisanya adalah proyek dari sektor lain-lain. Tambah kapasitas Kalau semua target kontrak baru WIKA Beton tahun ini terpenuhi, total kontrak di tangan tahun 2018 bakal menjadi Rp 12,99 triliun atau tumbuh 21,4% ketimbang tahun lalu. Sebab, perusahaan berkode saham WTON di Bursa Efek Indonesia itu masih mengenggam kontrak
carry over sebesar Rp 5,43 triliun. Sejalan dengan target kontrak baru, WIKA Beton menargetkan pertumbuhan pendapatan 29,48%
year on year (yoy) menjadi Rp 6,94 triliun. Sementara target pertumbuhan laba bersih 36,76% menjadi Rp 465 miliar.
Untuk mendukung target kinerja, WIKA Beton akan menambah kapasitas produksi beton precast sebesar 300.000 ton. Jadi hingga akhir tahun nanti, total kapasitas produksi mereka akan menjadi 3,6 juta ton beton precast . "Untuk mendukung itu kami akan siapkan capex Rp 676 miliar," kata Muhammad Syafii, Direktur Keuangan PT Wijaya Karya Beton Tbk. Untuk itu, WIKA Beton bakal menambah jalur di pabrik beton precast Lampung Selatan dan Sulawesi Selatan. Saat ini, masing-masing kapasitas produksinya mencapai 377.000 ton dan 210.000 ton. Mereka juga akan memodernisasi seluruh pabrik. Dari 12 pabrik beton precast, baru pabrik yang sudah mengusung teknologi terkini. Selain beton precast, WIKA Beton juga memacu bisnis
ready mix. Target produksi tahun ini sebanyak 1,5 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie