KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) memiliki rencana untuk menambah pabrik asbuton butir pada tahun ini. Namun begitu, pada tahun ini, komposisi pendapatan terbesar Wika Bitumen masih akan ditopang oleh produk bahan mentah. Adapun hingga akhir tahun ini, Wika Bitumen membidik pertumbuhan pendapatan hingga 50%. Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengatakan, pihaknya masih memiliki rencana untuk kembali menambah pabrik guna memproduksi produk asbuton butir (granular). Menurut dia, permintaan domestik terhadap produk tersebut akan kembali meningkat seiring kerja sama yang dilakukan oleh perseroan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jembatan dan Jalan (Pusjatan) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menciptakan spek baru. Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ini mengalokasikan dana senilai Rp 15 miliar untuk pembangunan satu pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton per tahun. Arifin bilang, meski tidak terlalu masif mengembangkan plant, permintaan dari dalam negeri akan naik. "Karena adanya spek terbaru dari Pusjatan, kemungkinan pasar dalam negeri juga akan naik," ungkap Arifin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/1).
Wika Bitumen bidik pertumbuhan penjualan 50% tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) memiliki rencana untuk menambah pabrik asbuton butir pada tahun ini. Namun begitu, pada tahun ini, komposisi pendapatan terbesar Wika Bitumen masih akan ditopang oleh produk bahan mentah. Adapun hingga akhir tahun ini, Wika Bitumen membidik pertumbuhan pendapatan hingga 50%. Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengatakan, pihaknya masih memiliki rencana untuk kembali menambah pabrik guna memproduksi produk asbuton butir (granular). Menurut dia, permintaan domestik terhadap produk tersebut akan kembali meningkat seiring kerja sama yang dilakukan oleh perseroan dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jembatan dan Jalan (Pusjatan) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menciptakan spek baru. Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ini mengalokasikan dana senilai Rp 15 miliar untuk pembangunan satu pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 ton per tahun. Arifin bilang, meski tidak terlalu masif mengembangkan plant, permintaan dari dalam negeri akan naik. "Karena adanya spek terbaru dari Pusjatan, kemungkinan pasar dalam negeri juga akan naik," ungkap Arifin saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/1).