Wika Bitumen siap kantongi kontrak baru dari China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) memiliki rencana bisnis pada tahun ini dengan menggandeng kerja sama beberapa pihak. Perusahaan ini mengincar kontrak dari China Commerce Invest Industry Holding Co, Ltd (CNC).

Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengatakan, pihaknya sudah melakukan penandatanganan dengan CNC Group dan mengirim sample aspal. Namun dia belum bisa menjelaskan lebih detail, berapa kebutuhan aspal dari CNC Group. "Tahap satu, dia (CNC Group) akan input 100.000 ton dulu. Seharusnya keputusan pastinya bulan depan," ungkap Arifin. 

Anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ini pun juga akan fokus pada kontrak existing, yakni bisnis joint venture yang dijalin dengan Ever Jo dan Lotus, sembari mengincar kontrak baru.


Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen menjelaskan, pada tahun ini pihaknya masih akan melanjutkan bisnis joint venture yang dibentuk bersama dengan Ever Joy dan Lotus bernama PT Wika Ever Joy Bitumen Industries. Perusahaan tersebut bergerak dalam bidang industri produk dari hasil kilang minyak bumi, dan ekstrak bitumen.

Arifin Fahmi, Direktur Utama Wika Bitumen mengatakan, masa berlaku kontrak tersebut yakni selama 5 tahun, terhitung sejak tahun lalu. Dalam joint venture tersebut, Wika Bitumen memasok kebutuhan bahan baku hingga 200.000 ton per tahun, asbuton butir mencapai 15.000 ton per tahun, serta pabrik kecil ekstraksi dengan kapasitas 2.000 ton per tahun.

Adapun pada bulan Maret nanti, perseroan tersebut bakal memastikan kelengkapan alat-alat produksi partner mereka di China, sembari menantikan selesainya proses izin analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Melalui joint venture tersebut, pihak China menyuplai sebagian besar kebutuhan produksi termasuk alat terpasang.

Wika Bitumen akan mulai mengimpor bahan baku sekitar bulan Juni atau Juli tahun ini. Dengan begitu, perusahaan yang sebelumnya bernama PT Sarana Karya ini mulai kembali mengaktifkan kegiatan ekspornya di semester II tahun ini. Adapun pada tahap 1 nantinya, perusahaan ini bakal melakukan ekspor untuk dua line dengan kapasitas 400.000 ton per tahun.

Nantinya, semua bentuk ekspansi yang akan dilakukan oleh Wika Bitumen berasal dari induk usaha. WIKA seperti keputusan RUPS, akan memberi tambahan modal Rp 200 miliar untuk perusahaan ini berekspansi.

Menurut Arifin, pada tahap pertama nanti, pihaknya akan mendapat suntikan sekitar 70% dari total dana yang akan dikucurkan. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun mini plant aspal ekstraksi dan investasi di joint venture. Sementara sisanya atau sekitar 30% akan digunakan untuk menjalin kerja sama dengan Pertamina.

Arifin menyebut, nilai joint venture dengan perusahaan China sekitar US$ 16,5 juta atau mencapai US$ 20 juta jika ditambah opex. Namun komposisi penyertaan Wika Bituman hanya sekitar 25%. Sementara pembangunan mini plant pabrik ekstraksi bisa menelan biaya investasi hingga Rp 34 miliar dan ditargetkan selesai pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini