Wika Bitumen targetkan layani 40% kebutuhan aspal empat tahun ke depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wika Bitumen akan bertransformasi jadi perusahaan pengolah aspal. Saat ini, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) ini hanya menjalankan bisnis penjualan raw material atau bahan baku aspal.

Wika Bitumen melihat potensi pasar aspal di dalam negeri sangat besar sejalan dengan banyaknya pembangunan proyek-proyek infrastruktur. Sementara produksi aspal lokal masih sangat kecil sehingga Indonesia masih sangat tergantung pada impor.

Oleh karena itu, Wika Bitumen akan membangun dua pabrik pengolahan aspal dengan menjalin kerjasama dengan mitra strategis. Pertama, perusahaan akan bangun pabrik bersama dengan investor China dan satu lagi akan dibangun bekerjasama dengan Pertamina.


"Rata-rata kebutuhan aspal hotmix nasional mencapai 1,5 juta ton per tahun. Sementara produsen utama lokal yaitu Pertamina hanya mampu menyuplai sekitar 400.000 ton per tahun. Sementara sisanya masih mengandalkan impor. Dalam empat tahun ke depan kami menargetkan bisa melayani 30%-40% dari pasar itu," kata Yudi Widodo, Direktur Keuangan Wika Bitumen kepada Kontan.co.id, Senin (25/6).

Bersama dengan investor China, Wika Bitumen akan akan membangun pabrik di Buton. Tahap awal, mereka mengembangkan pabrik dengan kapasitas 60.000 ton dan ditargetkan beroperasi pada 2019.

Sementara bersama Pertamina, perusahaan belum menetapkan lokasi dan kapasitas pabrik yang akan dibangun. Yudi menjelaskan, pihaknya berencana bekerjasama dengan Pertamina lantaran untuk menghasilkan produk dengan campuran bahan baku yang dimiliki Wika Bitumen dan raw material perusahaan energi pelat merah tersebut. Saat ini keduanya masih menjajaki komposisi produk aspal yang akan dihasilkan.

Lokasi pembangunan pabrik atas kerjasama Wika Bitumen dan Pertamina tersebut juga masih belum ditetapkan apakah akan di Buton atau di Pulau Jawa yang memiliki potensi pasar lebih menguntungkan. "Lokasi pabriknya masih kami survei, tetapi lokasi yang prospektif sepertinya ada di Jawa ke arah utara," kata Yudi.

Saat ini, Wika Bitumen tengah melakukan pembangunan pabrik aspal di Buton dengan kapasitas 2.000 ton. Pabrik yang menelan investasi Rp 30 miliar itu ditargetkan akan beroperasi pada Juli atau Agustus 2018.

Selama ini, Wika Bitumen menjual raw material tersebut secara ekspor. Hanya sebagian kecil yang dijual di pasar lokal. Perusahaan menargetkan penjualan 200.000 ton tahun 2018 dengan target penjualan Rp 80 miliar-Rp 90 miliar. Sedangkan hingga Mei, penjualan sudah sekitar 50.000 ton dimana ekspor ke China 40.000 ton dan dalam negeri 10.000 ton.

Menurut Yudi, dalam empat tahun ke depan, kemungkinan besar Wika Bitumen sudah tidak lagi menjual raw material tetapi fokus untuk memproduksi olahan aspal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi