JAKARTA. Emiten pelat merah membidik kucuran pinjaman dari China Development Bank (CDB). Ini karena tiga bank pelat merah, yakni Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) telah meneken perjanjian untuk meraih pinjaman masing-masing US$ 1 miliar dari CDB. Kelak, dua emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan memperoleh aliran dana dari pinjaman CDB tersebut. Pasalnya, kedua emiten konstruksi ini berencana menggarap proyek dengan nilai jumbo. WIKA membidik pinjaman untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa V di Banten. PLTU ini akan memiliki kapasitas 2x1.000 megawatt (MW). Investasi proyek ini senilai US$ 1,5 juta per MW. Artinya, total proyek tersebut mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun. "Kami mengajukan pinjaman ke sana, karena dengan ekuitas saja tak cukup," ungkap Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA, kepada KONTAN, Selasa (15/9).
WIKA dan ADHI bidik utang bank Tiongkok
JAKARTA. Emiten pelat merah membidik kucuran pinjaman dari China Development Bank (CDB). Ini karena tiga bank pelat merah, yakni Bank Mandiri (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (BBNI) telah meneken perjanjian untuk meraih pinjaman masing-masing US$ 1 miliar dari CDB. Kelak, dua emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan memperoleh aliran dana dari pinjaman CDB tersebut. Pasalnya, kedua emiten konstruksi ini berencana menggarap proyek dengan nilai jumbo. WIKA membidik pinjaman untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa V di Banten. PLTU ini akan memiliki kapasitas 2x1.000 megawatt (MW). Investasi proyek ini senilai US$ 1,5 juta per MW. Artinya, total proyek tersebut mencapai US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun. "Kami mengajukan pinjaman ke sana, karena dengan ekuitas saja tak cukup," ungkap Suradi, Sekretaris Perusahaan WIKA, kepada KONTAN, Selasa (15/9).