Wika Gedung gencar investasi tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) akan gencar melakukan invetasi tahun ini. Tidak hanya fokus mengembangkan bisnis pendukung konstruksi, perusahaan juga akan berinvestasi dalam bisnis konsesi.

Guna mendukung ekspansinya, perusahaan yang lebih dikenal dengan nama Wika Gedung ini menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 667 miliar. Khusus untuk bisnis konsesi, akan dialokasikan Rp 383 miliar dan sisanya untuk pengembangan binis backward konstruksi serta penambahan peralatan.

Salah satu bisnis konsesi yang sedang dikembangkan WEGE saat ini adalah pembangunan hotel di Bandung bertajuk The Braga Hotel. Proyek ini dibangun bekerjasama dengan PT Sarinah sebagai pemilik lahan dengan skema build, operate, and transfer (BOT) dalam jangka waktu 25 tahun.


Pembangunan hotel tersebut ditaksir akan menelan investasi Rp 103 miliar. "Hotel ini akan soft opening pada Juni 2018 ini," kata Nur Al Fata, Direktur WEGE di Jakarta, Senin (26/3).

Selain itu, Wika Gedung akan membangun gedung Mantap di Jalan Proklamasi. Al Fata bilang, pembangunan gedung Mantap akan segera dimulai. Hanya saja, dia tidak menceritakan lebih detail terkait proyek tersebut.

Kemudian, perusahaan juga sedang dalam proses tender konsensi pembangunan rumah sakit umum di Sidoarjo, serta melakukan feasibility study untuk pembangunan dua rumah sakit milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sementara Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo akan dibangun dengan skema Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan Pemerintah Daerah Sidoarjo. Proyek ini ditaksir akan menelan investasi Rp 316 miliar dengan panjang konsesi sekitar 10 tahun 15 tahun. "Saat ini, proyek ini masih dalam proses prakualifikasi dan juga sedang dilakukan market sounding," kata Al Fata.

Al Fata bilang, pembangunan RSUD Sidoarjo akan menjadi KPBU pertama di Indonesia dalam bidang infrastruktur rumah sakit. Nantinya, investasi awal proyek itu akan dibiayai badan usaha dan akan dibayarkan kembali oleh Pemerintah Daerah Sidorjo dengan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP).

"Pembayaran untuk proyek ini sudah dianggarakan dalam APBD setiap tahun. Hal yang menarik dari investasi seperti ini adalah adalah jaminan dari politik dan ada jaminan pemerintah pusat lewat Penjaminan Infrastruktur Indonesia jika Pemda mengalami gagal bayar," jelas Al Fata.

Untuk bisnis backward kontruksi, WEGE akan fokus mengembangkan pracetak gedung dan modular. Dua produk tersebut merupakan bagian dari inovasi perusahaan dalam menjalankan bisnis jasa konstruksinya.

Pengembangan bisnis pracetak gedung dilakukan lewat anak usahanya PT Wika Pracetak Gedung yaitu perusahaan patungan WEGE dan saudara afiliasinya PT Wika Beton Tbk (WTON). Anak usahanya ini fokus memproduksi beton pracetak khusus untuk bangunan gedung.

Sementara pengembangan modular, WEGE melakukan sinergi dengan PT Prime Modular Indonesia lewat kerjasama operasi. Lewat sinergi itu, perusahan telah memproduksi produk modular yang diaplikasikan ke sejumlah proyek yang sedang mereka garap. Selanjutnya, perusahaan akan mengembangkan produk baru yaitu modular villa house dan staging building.

"Modular villa house ini adalah modular satu ruangan. Meski kami baru jualan gambar, sudah banyak peminatnya terutama operator rumah sakit dan perusahaan yang ingin instragramable. Sedangkan produk staging building itu adalah modular untuk kamar-kamar rumah sakit, tetapi ini belum bisa dikembangkan karena terkait dengan regulasi keamanan, " jelas Al Fata.

Untuk pengembangan bisnis modular ini, WEGE berencana membangun pabrik di Sadang dan sekitarnya. Saat ini, perusahaan sedang mencari lahan dengan luasan sekitar 3 ha-5 ha di wilayah itu.

Hingga minggu ketiga Maret 2018, WEGE telah berhasil mengantongi kontrak baru Rp 2,29 triliun. Perolehan tersebut setara dengan 29,2% dari total target kontrak anyar perusahaan tahun ini yaitu Rp 7,83 triliun. Dengan tambahan limpahan proyek tahun lalu (carry over) sebesar Rp 8,76 triliun maka total kontrak yang didapat mencapai Rp 11,05 triliun.

Proyek tersebut didapat dari 10 poyek diantaranya Transpark Cibubur, Transmart Pekalongan, Transmart Semarang, Gedung Biofarma Bandung, Toko dan sekolah di Podomoro Golf View, Banjarmasin, dan lain-lain.

Melanjutkan pertumbuhan kinerja tahun 2017, WEGE menargetkan penjualan termasuk dari kerjasama operasi Rp 5,56 triliun tahun ini atau meningkat 38,1% dari target tahun lalu. Sedangkan laba bersih dipatok Rp 425,7 miliar, meningkat dari pencapaian tahun 2017 sebesar Rp 295,75 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi