Wika Gedung revisi target penjualan dan laba bersih tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Tbk (WEGE) merevisi target penjualan (termasuk penjualan kerja sama operasi/KSO) tahun 2018 naik menjadi Rp 5,88 triliun dari sebelumnya Rp 5,56 triliun. Target penjualan baru ini naik 51,2% dari realisasi 2017 sebesar Rp 3,89 triliun.

Sedangkan target laba bersih tahun 2018 direvisi naik menjadi Rp 443 miliar dari sebelumnya Rp 425,7 milliar. Target laba bersih baru ini naik 49,8% dari realisasi tahun 2017 sebesar Rp 295,75 miliar.

“Revisi target ini menunjukkan bahwa pemegang saham percaya terhadap kinerja WEGE untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pertumbuhan WIKA Group,” ungkap Direktur Utama WEGE Nariman Prasetyo dalam siaran pers, Minggu (15/7).


Selain itu, WEGE juga telah membukukan order book alias kontrak dihadapi pada akhir Juni lalu sebesar Rp 11,77 triliun.

Pencapaian order book itu setara 70,9% dari target sepanjang tahun ini senilai Rp 16,6 triliun atau naik sebesar 28,2% dari realisasi tahun 2017. Rinciannya, kontrak baru Rp 7,83 triliun dan carry over tahun 2017 sebesar Rp 8,76 triliun.

Namun, perolehan ini belum termasuk rencana perolehan kontrak baru senilai Rp 2,6 triliun di bulan Juli ini. Adapun komposisi perolehan kontrak baru tahun 2018 direncanakan berasal dari pemerintah sebesar 30%, BUMN sebesar 30%, dan swasta sebesar 40%.

"Kami yakin kontrak proyek tersebut akan kami peroleh karena penawaran kami yang terendah," ujar Nariman.

Capaian kontrak baru yang telah diperoleh tersebut antara lain apartemen Cornel dan Denver Surabaya, pengembangan gedung RSUD Cengkareng, The Grandstand Apartement Surabaya, Gedung terminal dan fasilitas penunjang paket I bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Transpark Cibubur, Ruko dan sekolah Podomoro Golf View Cimanggis.

Selain itu gedung fasilitas produksi media, Surveilans dan Epidemologi, Teknik dan Pengawasan Mutu PT Biofarma (Persero), perluasan gedung terminal penumpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang,Transmart Majapahit Semarang dan Transmart Pekalongan.

Nariman menambahkan, dari komposisi tersebut menunjukkan WEGE memiliki pasar yang jelas dan independen. “Porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) sekaligus holding company,” jelas Nariman.

Sekadar informasi, pada triwulan I 2018 WEGE membukukan revenue/ penjualan (non-KSO) mencapai Rp 1,2 triliun naik 114% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 556 miliar.

Capaian penjualan tersebut berkontribusi meningkatkan laba bersih perseroan menjadi Rp 75,3 miliar atau naik 78,9% pada periode yang sama di tahun 2017 sebesar Rp 42,1 miliar.

”Pencapaian ini didasari pada komitmen seluruh jajaran manajemen untuk fokus pada marjin dan mampu mengendalikan kontrak-kontrak yang diperoleh melalui efisiensi pengendalian secara berjenjang dan sentralisasi,” tutur Nariman.

“Dari pertumbuhan revenue dan laba bersih yang signifikan di periode triwulan 1-2018, serta lonjakan peningkatan cash perusahaan yang tinggi dari dana IPO ditambah lagi dengan rasio utang (DER) yang rendah dibawah 2X, mencerminkan fundamental WEGE yang sehat dan tumbuh,” ungkap Direktur Keuangan Abiprayadi Riyanto dalam siaran pers.

Terkait pengembangan bisnis di tahun 2018, perusahaan menggelontorkan Belanja Modal sebesar Rp667 miliar yang diperuntukkan untuk Fixed Asset, Concession Development dan Industry Development & Specialist.

WEGE siap mengembangkan bisnis konsesi penyedia space terkait dengan perkembangan infrastruktur tersebut, antara lain: di bidang kebandarudaraan, mass transportation termasuk social infrastructure seperti rumah sakit dan pendidikan.

"Rencana WEGE sejalan dengan dasar pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tumbuh 5,4% di tahun 2018 serta fokus pemerintahan Presiden Jokowi terhadap pembangunan infrastruktur di Tanah Air, termasuk dengan adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2019 yang mengharuskan setiap orang mengikuti BPJS kesehatan secara penuh," ujar Corporate Secretary WEGE Bobby Iman Setya dalam siaran pers.

Di lini backward, lanjut Bobby, WEGE fokus pada bisnis pracetak gedung dan modular. Di bisnis pracetak gedung, telah berdiri anak perusahaan PT WIKA Pracetak Gedung yang memproduksi precast gedung.

"Sedangkan pada bisnis modular, WEGE terus melakukan kerjasama strategis dengan para specialist untuk pengembangannya dalam waktu dekat ini", tutupnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia