Wika Gedung siap melantai di bursa November



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang bergerak di bidang konstruksi gedung, PT Wika Gedung Tbk siap melantai di bursa dalam waktu dekat.

Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital Wika Gedung Nur Al Fata mengatakan, saham WIKA Gedung akan segera masuk papan bursa pada November 2017. Rencananya, perusahaan akan melepas sekitar 20% hingga 30% saham ke publik.

Angka ini lebih rendah dibanding perkiraan awal perusahaan. Sebelumnya perusahaan berencana melepas sebanyak-banyaknya 40% dari total saham ke masyarakat. "Namun sepertinya tidak akan melepas sebanyak itu karena situasi pasar saat ini sedang kurang pas. Jadi sebaiknya kita tidak lepas dalam volume yang besar," ujar Nur saat ditemui di Jakarta, Jumat (6/10).


Meski begitu, Nur enggan menyebutkan besaran dana yang dibidik dari penawaran perdana saham alias initial public offering (IPO), sebab masih dalam kajian. Yang jelas, perusahaan telah menunjuk Mandiri Sekuritas, Bahana Sekuritas, Buana Capital Sekuritas, dan CIMB Sekuritas sebagai penjamin pelaksana efek (underwriter).

Perusahaan akan menggunakan sebagian dana hasil IPO untuk mengakuisisi perusahaan kontraktor penyedia jasa mechanical, electric, dan plumbing (MEP), penyedia perlengkapan gedung seperti lift dan eskalator, pemasangan listrik, serta pemasangan pipa untuk kebutuhan air dalam gedung.

Menurut Direktur Keuangan WIKA A.N.S Kosasih, sekitar 30% sampai 40% komponen pembangunan gedung terdiri dari pemasangan MEP. "Selama ini, Wika Gedung selalu menggunakan jasa sub-kontraktor. Agar lebih hemat biaya, Wika Gedung berencana untuk mengakuisisi perusahaan ini," paparnya.

Proses akuisisi ini diperkirakan rampung bulan Oktober ini dan sebagian pembayaran akan dilakukan usai penawaran umum saham perdana November nanti. Namun karena masih dalam proses negosiasi, perusahaan belum bisa menyebutkan kisaran dana yang diperlukan untuk akuisisi ini.

Adapun, Nur mengatakan, sebanyak 60% sampai 70% dana yang didapat dari IPO akan digunakan perusahaan untuk keperluan investasi. Sementara sisanya, sekitar 30%-40% digunakan perusahaan untuk keperluan modal kerja.

Di tahun 2017 ini, perusahaan menargetkan order book sebesar Rp 13,1 triliun. Hingga saat ini total order book yang telah diraih perusahaan berjumlah sebesar Rp 10,9 triliun, atau 83,21% dari target. Sisa target tersebut, Nur bilang, akan dipenuhi melalui pengerjaan repeat order dari existing client.

Perusahaan membidik pertumbuhan laba tahun 2017 tumbuh dua kali lipat dibanding 2016 lalu. Menurut laporan keuangan tahunan Wika Gedung, tahun lalu, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 62,36 triliun. Artinya, perusahaan menargetkan laba bersih di tahun ini sebesar Rp 124,68 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini