KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wjaya Karya Bangunan Gedung alias WIKA Gedung ingin memperkuat penerapan teknologi modular. Anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tersebut yakin, teknologi modular mendatangkan keuntungan lebih besar ketimbang teknologi konvensional. Wujud komponen modular WIKA Gedung adalah beton pracetak alias
precast. Produk tersebut dibuat di pabrik dan siap pasang tatkala dibawa ke lokasi proyek. Untuk memuluskan rencana, WIKA Gedung dan PT Prime Modular Indonesia akan membuat
joint venture (JV) alias perusahaan patungan. Target realisasinya tahun ini. Kongsi itu adalah peningkatan dari model kerjasama sebelumnya, yakni kerjasama operasi (KSO) antara WIKA Gedung dan Prime Modular.
Lewat perusahaan patungan, WIKA Gedung ingin penerapan teknologi modularnya tak hanya terbatas di pekerjaan kamar mandi. "Dengan terbentuk JV, kami bisa kembangkan modular satu bangunan, misalnya satu unit apartemen sudah dirakit di pabrik dan tinggal dipasang saja nantinya," kata Widhi Pudjiyono, Direktur Operasi PT Wjaya Karya Bangunan Gedung, Kamis (16/11). Sejalan dengan perluasan penerapan teknologi modular, tahun depan KSO WIKA Gedung-Prime Modular akan membuka pabrik modular baru di Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Kongsi tersebut berharap pabrik Cikampek meningkatkan kemampuan produksi menjadi 20 unit modular per hari. Sementara target kontrak pekerjaan modular tahun depan sebesar Rp 100 miliar. Selanjutnya, pada tahun 2019 KSO WIKA Gedung-Prime Modular ingin melipatgandakan perolehan kontrak tahun 2018. Asal tahu, KSO WIKA Gedung-Prime Modular sudah memproduksi modular di Tambun, Bekasi, Jawa Barat dengan kemampuan produksi 10 unit modular setiap hari. Namun, modular itu masih sebatas untuk pekerjaan kamar mandi. Adapun proyek WIKA Gedung yang kamar mandirnya sudah mengusung teknologi modular seperti 716 unit rumah dinas TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma. Kalau proyek mereka sendiri yakni 1.200 unit apartemen Tamansari Urbano Bekasi.
Susah cari tenaga kerja Dari pengalaman menerapkan teknologi modular di pekerjaan kamar mandi saja, WIKA Gedung mengaku menikmati banyak keuntungan. Karena komponen modular bisa langsung dipasang, mereka tak membutuhkan banyak tenaga kerja. Keuntungan lain, standar komponen modular terjamin karena produk dibuat di pabrik. Kemudian dari sisi waktu, WIKA Gedung menilai pekerjaan dengan menggunakan modular lebih cepat.
Agung Panjangka, Kuasa KSO WIKA Gedung-Prime Modular mengatakan, teknologi modular menjawab kendala susahnya mecari tenaga kerja. "Kami rasakan sulit cari tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas, sementara
onwner proyek ingin produk yang berkualitas dan cepat," kata dia. Selain teknologi modular, WIKA Gedung juga mengembangkan beton pracetak gedung. Pengembangannya berjalan di bawah PT Wijaya Karya Pracetak Gedung, anak perusahaan patungan antara WIKA Gedung dengan PT Wijaya Karya Beton alias WIKA Beton. Hingga Oktober 2017, WIKA Pracetak Gedung mendekap kontrak baru senilai Rp 137,6 miliar. Sementara target kontrak baru tahun ini adalah Rp 150 miliar. "Kami optimistis bisa mencapai target hingga akhir tahun, " ujar Moch Cholis Prihanto,
Senior Operation Manager PT Wijaya Karya Beton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dessy Rosalina