KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (
WEGE) masih agresif membidik kontrak-kontrak baru di sisa tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mengejar target kontrak anyar sebesar Rp 4,2 triliun yang dicanangkan hingga tutup tahun 2021. Sekretaris Perusahaan WEGE Bobby Kusuma mengungkapkan, sampai dengan akhir September 2021, pihaknya memperoleh kontrak baru sebesar Rp 1,67 triliun. Bobby merinci, raihan tersebut berasal dari proyek-proyek pemerintah dengan porsi 61%, proyek swasta sebesar 23% dan proyek yang berasal dari BUMN dan anak usaha BUMN sebesar 16%. "Berdasarkan segmen, kontrak baru sebesar 57% untuk fasilitas publik, diikuti dengan residensial sebesar 27%, untuk komersial dan
office masing-masing sebesar 12% dan 4%," terang Bobby kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10).
Raihan kontrak baru WEGE hingga Q3-2021 ini sejatinya belum optimal. Pasalnya, pada Q3-2020 WEGE mampu membukukan kontrak baru senilai Rp 1,98 triliun. Artinya, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, realisasi kontrak baru WEGE merosot 18,56%. Sedangkan jika dibandingkan target tahun 2021, realisasi kontrak baru WEGE hingga kuartal ketiga masih di level 39,76%. "Saat ini masih Rp 4,2 triliun untuk target full year. Kami masih sangat berupaya dalam mengejar target 2021," sebut Bobby.
Baca Juga: Produk Modular milik Wika Gedung kian diminati oleh beragam industri Dia menambahkan, WEGE masih optimistis dengan raihan proyek di tahun ini. Salah satu faktor pendorong raihan kontrak baru WEGE adalah pemulihan ekonomi dan pengendalian pandemi. "Terlihat dari capaian kontrak baru terutama dari
owner pemerintah sudah mulai melakukan
spending, dengan
owner swasta juga mengalami kenaikan," kata Bobby. Alhasil pada periode Q4-2021 ini, WEGE bakal gencar membidik proyek-proyek baru yang berasal dari pemerintah, BUMN, maupun swasta. Dari daftar tender yang diincar WEGE, segmen proyek fasilitas publik menjadi yang paling dibidik dengan porsi lebih dari 50%. Disusul kategori proyek
office, komersial dan residensial dengan porsi sekitar 40%. "Strategi WEGE pada sisa tahun ini adalah mengejar kontrak baru dengan fokus pada proyek-proyek Pemerintah, dan proyek yang memiliki finansial bagus. Juga melihat proyek yang dapat disasar oleh WIKA Pracetak Gedung atau proyek precast, serta proyek Modular sebagai penopang raihan kontrak baru," sebut Bobby.
Di sisi lain, WEGE belum agresif dalam merealisasikan belanja modal (capex). Hingga akhir tahun, WEGE menyiapkan capex sebesar Rp 126 miliar. Namun sampai dengan Q3-2021, WEGE baru membelanjakan Rp 5,6 miliar, yang dialokasikan untuk peralatan proyek sebesar Rp 1,4 miliar dan Rp 4,2 miliar dibelanjakan untuk digitalisasi. Dalam membelanjakan capex, Bobby menyebut bahwa pihaknya masih melihat situasi pasar dan kondisi perekonomian, serta menjalankan strategi efisiensi. "Masih melihat situasi di tahun berjalan ini karena masih harus mempertimbangkan kondisi global dimana perusahaan juga memiliki strategi efisiensi juga yang harus dijalankan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .