KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemulihan ekonomi mulai terasa dampaknya terhadap sektor konstruksi. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (
WEGE) misalnya, telah meraih kontrak baru sebesar Rp 754,87 miliar per kuartal I-2021. Asal tahu saja, raihan tersebut meningkat tiga kali lipat dibanding kontrak baru yang didapat perusahaan pada periode yang sama tahun lalu. Sekretaris Perusahaan
WEGE Bobby Kusuma mengatakan, di kuartal pertama tahun 2020, kontrak baru yang bisa diraih WEGE hanya Rp 237,38 miliar.
Pemulihan ekonomi dan vaksinasi Covid-19 yang ditambah dengan kucuran stimulus dari pemerintah seperti di sektor properti, menjadi katalis positif untuk mendongkrak sektor konstruksi di tahun ini. "Adanya pemulihan ekonomi dan vaksinasi Covid-19 berdampak positif terhadap peningkatan kinerja Perusahaan, yang ditunjukkan dengan perolehan kontrak baru yang meningkat 3,2 kali dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya," jelas dia saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (21/4).
Baca Juga: Wijaya Karya (WIKA) kian lebarkan sayap ke luar negeri Bobby merinci, kontrak baru yang dicatatkan
WEGE hingga Maret 2021 ini diperoleh dari proyek-proyek pemerintah sebanyak 70,2%, swasta 29,5%, dan BUMN 0,4%. Segmen residential menempati porsi pengerjaan terbanyak dengan 54%. Disusul fasilitas publik dengan porsi 33%, komersial 8% dan kantor 4%. Dibandingkan dengan target kontrak baru
WEGE tahun ini, capaian di periode Januari-Maret 2021 ini memang belum begitu signifikan. Pasalnya, raihan kontrak anyar WEGE sebesar Rp 754,87 miliar itu baru sekitar 18% dari target kontrak baru yang dipatok perusahaan untuk tahun 2021 yakni Rp 4,22 triliun. Kendati begitu, dengan tren pemulihan ekonomi yang terus menanjak, Bobby optimistis anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) ini bisa mencapai target. Apalagi, kontrak-kontrak baru diproyeksikan ramai setelah tengah tahun hingga periode kuartal IV. "Kami tetap berupaya dan optimis karena saat ini tender-tender proyek yang sedang berjalan cukup banyak kami ikuti dan dengan portfolio serta adanya teknologi BIM (Building Information Management) akan sangat mendukung perolehan kontrak tersebut," terang Bobby. Adapun secara total, sepanjang 2021
WEGE membidik kontrak Rp 15,52 triliun. Target itu terdiri dari target kontrak baru sebesar Rp 4,22 triliun termasuk Joint Operations (JO) dan carry over dari tahun 2020 sebesar Rp 11,3 triliun. Dari sisi kinerja keuangan, pada tahun ini
WEGE membidik pendapatan non-JO senilai Rp 2,84 triliun dan laba bersih sebesar Rp 231,67 miliar. "Manajemen optimis penetapan target yang telah ditetapkan di dalam RKAP 2021," ungkap Bobby. Untuk mendukung target tersebut,
WEGE mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 301,07 miliar. Anggaran senilai Rp 260,50 miliar akan dipakai untuk
capital employed, termasuk pengembangan usaha, konsesi, penyertaan dan
shareholder loan.
Baca Juga: Wakil Presiden resmikan proyek WEGE revitalisasi Pasar Rakyat Pariaman Lalu sebesar Rp 40,57 miliar dialokasikan untuk investasi aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud yang bertujuan menunjang kinerja dan pencapaian core business WEGE. Sayangnya, Bobby masih belum membuka serapan capex hingga akhir Maret lalu, termasuk gambaran pendapatan yang diperoleh WEGE. "Kami masih menunggu laporan keungan kuartal I-2021 selesai disusun," pungkas Bobby.
Seperti sebagian besar emiten konstruksi lainnya, WEGE pun mencatatkan penurunan kinerja keuangan sepanjang tahun lalu. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk WEGE pada 2020 tercatat Rp 153,28 miliar atau anjlok 66,06% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 451,65 miliar. Dari sisi pendapatan, pada tahun lalu
WEGE membukukan Rp 2,81 triliun atau merosot 38,37% dari 2019 yang sebesar Rp 4,56 triliun. Jika dirinci, sektor jasa konstruksi berkontribusi paling besar terhadap pendapatan WEGE dengan jumlah Rp 2,69 triliun (95,72%). Selanjutnya dari segmen industri sebesar 96,52 miliar, properti Rp 12,67 miliar dan konsesi sebesar Rp 10,59 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari